Pemilihan katalis serbuk TiO2 untuk proses fotokatalitik didasarkan pada beberapa hai antara lain: memiliki aktivitas yang tinggi dibandingkan katalis-katalis lainnya. Untuk menghasilkan katalis TiO2 yang mempunyai aktivitas cukup tinggi sangat diperlukan pemilihan metode preparasi katalis tersebut Katalis TiO2 terdiri dari fasa amorfous, fasa anatase dan fasa rutile. Metode presipitasi dengan proses hidrolisis dipilih berdasarkan pada peneliti-peneliti sebelumnya yang merupakan salah satu metode yang cukup prospektif untuk menghasilkan katalis serbuk yang aktif.Serbuk TiO2 dipreparasi dengan menggunakan bahan awal larutan TiCh. Larutan yang ditambahkan adalah (NH4)2SO4 serta NH4OH dengan suhu hidrolisis 50°C. Penambahan (NH4)2SO4 berfungsi sebagai buffer dan NH4OH berfungsi untuk menaikkan pH larutan. Perlakuan autoclaving bertujuan untuk menumbuhkan fasa kristal pada katalis. Pada autoclaving ini dilakukan variasi waktu yaitu: tanpa autoclaving, 2 jam dan 5 jam dan 12 jam. Selanjutnya dilakukan kalsinasi pada suhu 600, 700, dan 800°C. Karakterisasi dilakukan dengan uji FTIR, BET dan XRD.Proses fotokatalitik digunakan untuk reduksi CO2, dengan menggunakan gas CO2 yang dilewatkan kedalam larutan KHCO3, dengan menggunakan variasi katalis yaitu: Ti-56ta, Ti-56a2, Ti-56as, Ti-57a12, Ti-58in dan Ti-58812. Katalis ini dicampur kedalam umpan sehingga membentuk slurry. Dengan menggunakan lampu UV sebagai sumber cahaya, setelah 5 jam produk yang dihasilkan dianalisis dengan GC-FID 7 GC-TCD. Dari hasil karakterisasi FTIR katalis TiO2 tidak diperoleh jenis ikatan dan struktur yang jelas, maka diperlukan analisa XRD. Dari analisa XRD diperoleh katalis Ti-56lfl mempunyai 100% fasa anatase sedangkan jenis katalis lainnya sudah mulai terbentuk fasa rutile yaitu 8.44% untuk katalis Ti-56o2, 9,01% untuk katalis Ti-56nin, 19,67% untuk katalis Ti-570l2,32,9% untuk katalis Ti-58u1 dan 70,8% untuk katalis Ti-58al2. Hasil analisa BET menunjukkan pembentukan fasa amorfous dan rutile dipengaruhi oleh suhu kalsinasi katalis. Semakin tinggi suhu kalsinasi semakin banyak terbentuknya fasa rutile sehingga luas permukaan katalis semakin kecil dan semakin kecil suhu kalsinasi semakin besar fasa amorfous sehingga luas permukaan katalis semakin besar. |