|
Minyak bumi merupakan salah satu sumber daya alam yang banyak digunakan sebagai bahan bakar. Sumber energi ini tidak dapat diperbaharui, sehingga ketersediaan bahan bakar minyak bumi semakin hari semakin terbatas. Pemanfaatan minyak nabati secara langsung sebagai bahan bakar mesin diesel (biodiesel), temyata masih dijumpai suatu masalah. Masalah yang dihadapi tersebut terutama disebabkan oleh viskositas minyak nabati yang terlalu tinggi jika dibandingkan dengan petroleum diesel. Untuk mengatasi masalah tersebut, perlu dilakukan proses konversi minyak nabati kedalam bentuk ester (metil ester) dari asam lemak minyak nabati melalui reaksi transesterifikasi dengan bantuan katalis. Tahapan yang dilakukan untuk mendapatkan metil ester yaitu dengan mereaksikan minyak kelapa dan metanol dengan katalis NaOH kemudian dilakukan pencucian untuk untuk menghilangkan pengotor yang tersisa dan terakhir dilakukan pengeringan untuk menghilangkan kandungan air. Dalam penelitian ini dilakukan variasi penambahan metanol sebesar 15%, 20%, 25%, 30%, 40% volume. Penurunan viskositas yang dihasilkan dengan menggunakan metanol sebesar 15%, 20%, 25%, 30%, 40% volune dimana viskositas metil ester yang dihasilkan adalah 4,8331 cSt; 3,8029 cSt; 3,1382 cSt; 3,0386 cSt; 2,8316 cSt; indeks satana yang dihasilkan yaitu sebesar 42,71; 44,04; 45,07; 45.05; 44,82 dengan penambahan methanol 15%, 20%, 25%, 30%, 40% volume masih berada dibawah indeks setana solar yaitu 48,08. Karena itu dilakukan penambahan sampel hasil mixing dengan komposisi minyak solar sebesar 80%, 75%, 70% dengan metil ester minyak kelapa dengan kandungan metanol sebesar 25% volume sebesar 20%, 25%, 30% yang mempunyai indeks setana sebesar 50,59; 50,29; 49,51 yang berarti lebih tinggi dibandingkan dengan indeks setana solear (48,08). |
S-Andi Triyanto.pdf :: Unduh