Jumlah limbah yang terus meningkat belum diimbangi dengan kemajuanteknologi dalam pemanfaatan limbah tersebut. Salah satu diantaranya dari sisa-sisapertanian, padahal limbah tersebut pada umumnya kaya akan senyawa pentosanantara lain tongkol jagung, serabut kelapa, sisa serutan kayu, kulit kacang, ampastebu, kulit padi, dan kulit kapas. Tentunya hal ini menjadi problem yang harusdiselesaikan. Sehingga diperlukan upaya-upaya khusus untuk mengolah limbahpertanian untuk diolah menjadi produk yang lebih bermanfaat sehingga menjadibernilai ekonomis, khususnya oleh para entrepreneur berbasis IPTEK. Salah satualternatif adalah pemanfaatan Iimbah pertanian menjadi furfural.Furfural dapat diperoleh dari sisa-sisa pertanian yang banyak mengandungsenyawa pentosan seperti tongkol jagung, tandan kosong sawit, serabut kelapa, sisaserutan kayu, kulit gandum, kulit kacang, ampas tebu, kulit padi, kulit kapas,dan kulit ubi kayu. Penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan furfural yang dibuatdari tongkol jagung sebagai bahan baku furfural dengan melakukan pengkajianpada peubah-peubah yang mempengaruhinya, yaitu : suhu pemasakan dankonsentrasi asam sulfat sebagai katalisatorTongkol jagung yang telah dihaluskan kemudian dimasukan ke dalam labuleher tiga dan ditambahkan larutan asam sulfat dengan konsentrasi tertentu.Kemudian labu leher tiga dipanaskan dalam jaket pemanas. Setiap selang waktutertentu diambil cuplikan untuk dilakukan analisa kuantitatif furfural yangdihasilkan.Berdasarkan data penelitian yang diperoleh maka diperoleh titik maksimalperolehan furfural yaitu : pada suhu 105 °C diperoleh 7 % pada rnenit ke-80, padasuhu 101°C diperoleh 5 % pada menit ke-60 dan pada suhu 97°C diperoleh 4 %pada menit ke-140. Hubungan antara yield furfural dan waktu reaksi berbentukparabola terbuka ke bawah. |