:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Analisis prioritas strategi jaringan kerja industri konveksi di Tangerang = Business network strategy priority analysis of garment industries in Tangerang

Dewi Arum Rarasati; Erlinda Muslim, supervisor (Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006)

 Abstrak

Di negara berkembang seperti Indonesia, industri kecil telah menjadi penggerak roda perekonomian dengan peran yang cukup strategis. Fungsi industri kecil sebagai penyerap tenaga kerja yang efektif secara tidak langsung akan menekan angka pengangguran. Namun tidak dapat dipungkiri bahwa laju industri ini masih kesulitan untuk mencapai kondisi usaha yang mapan. Keadaan inilah yang melatarbelakangi usaha pemerintah dan industri besar dalam membantu mengembangkan usaha kecil tersebut. Hanya saja, strategi jaringan kerja (business network) yang diupayakan dalam hubungan industri kecil - pemerintah - industri besar belum mengeluarkan hasil yang signifikan terhadap perkembangan industri kecil. Kabupaten Tangerang, Banten, merupakan wilayah dengan sentra industri kecil aneka usaha yang tumbuh dengan sistem cluster. Sistem ini nantinya akan menjadi pondasi dalam mengembangkan strategi jaringan kerja yang melibatkan industri kecil konveksi, pemerintah, industri besar dan lembaga keuangan.
Berdasarkan analisis dan penelitian sebelumnya, didapatkan 4 (empat) alternatif strategi jaringan kerja yang direkomendasikan untuk membantu mengembangkan industri kecil konveksi, yaitu pengadaan bahan baku, penyediaan bantuan modal, pemasaran hasil produksi, dan pengadaan pelatihan. Meskipun demikian, hanya ada satu alternatif strategi yang diprioritaskan untuk dijalankan. Hal ini terkait dengan kesiapan industri kecil tersebut, baik dari faktor internal maupun eksternal.
Pemilihan alternatif strategi ini ditentukan dengan metode Analytic Hierarchy Process (AHP). Hasilnya didapatkan bahwa penyediaan bantuan modal merupakan alternatif strategi yang akan diprioritaskan. Untuk mendukung dan memperkuat pelaksanaan strategi jaringan kerja tersebut, diperlukan suatu model jaringan kerja yang efektif. Model jaringan kerja ini dibuat dengan terlebih dahulu menentukan posisi dan peran dari masing-masing pihak, yaitu pemerintah, industri besar, lembaga keuangan, lembaga penunjang, serta industri kecil konveksi itu sendiri. Penentuan posisi dan peran ini merupakan langkah penting yang bertujuan agar tidak terjadi tumpang tindih wewenang dan ketidakjelasan job description. Langkah berikut dalam mengembangkan strategi ini adalah menentukan mekanisme penyaluran bantuan modal dari industri besar ke industri kecil. Dengan mekanisme yang efektif, strategi penyediaan bantuan modal tersebut akan dapat berjalan dengan optimal.

In many of development countries such as Indonesia, small-medium industries, with their strategic position, have been giving a big contribution to increase the economic growth, including minimizing the rate of unemployment. However, small-medium industries still need a great effort to make their business grow successfully. Indeed, based on this condition, government together with established industries has been trying to help developing their business. But there is still no significant output generated from the business network strategy implemented in the relationship between small-medium industries - government - established industries. Business network strategy works effectively on a cluster system, a local business system which many of small-medium industries in Tangerang Regency, Banten, run their business on it. Later the cluster system will be a base to develop this strategy.
Based on previous research and analysis, there are 4 (four) business network strategy alternatives recommended to help developing small-medium industries. These alternatives are: raw material supply, business capital endorsement, product marketing support, and training provision. But there?s only one alternative will be implemented during the process, related to the small-medium industry?s willingness which is based on both aspects, internal and external. The determining process of the alternative is using Analytic Hierarchy Process (AHP) method which generates business capital endorsement as the best priority alternative.
On the implementation, this strategy alternative needs to be powered by an effective business network model. This model is built by determine the position and role of each business network actor which is consist of small-medium industries, established industries, government, financial and management supporting institution. Position and role?s determination is an essential step for preventing the problem occurred by ambiguously job description and overlapped authority. The next step to develop the strategy is to create a mechanism for business capital issuing. This mechanism will manage the issuing process from established industries to small-medium industries. Through an effective mechanism, business capital endorsement strategy will work optimally.

 File Digital: 1

Shelf
 S49971-Dewi Arum Rarasati.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S49971
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Penerbitan : Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xvi, 90 hlm. : ill. ; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S49971 14-22-12427202 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20247965