|
Krisis moneter yang melanda sejak Juli 1997 telah membawa dampak yang luar biasa terhadap kehidupan perekonomian negeri ini, mengakibatkan lesunya kegiatan perekonomian Indonesia. Krisis yang awalnya berupa merosotnya nilai rupiah telah menyeret sistem yang ada ke arah ketidakpastian dan ketidakstabilan nilai-nilai yang telah lama dibangun. Banyak usaha mengalami kesulitas bahkan kebangkrutan, terutama disebabkan oleh naiknya nilai bahan baku impor, yang menaikkan harga jual produk yang dihasilkan. PT X dan mitra Kerja Sama Operasi (KSO) sebagai penyelenggara jasa telekomunikasi di Indonesia, juga terkena dampak krisis ini. Sebagai salah satu industri yang memegang peranan pentind dalam kehidupan perekonomian dan kehidupan masyarakat, PT X dan mitranya dituntut untuk tetap dapat bertahan dan melayani kebutuhan masyarakat Indonesia akan telekomunikasi. Tetapi bagaimanapun juga demi mempertahankan kelangsungan hidup industri ini berikut sarana dan prasarananya serta seluruh sumberdaya yang dimiliki perusahaan ini, tidak ada jalan lain bagi PT X selain menyesuaikan tarif jasa telekomunikasinya, mengingat masih besarnya komponen impor dan input produksi jasa telekomunikasi. Tetapi dipihak lain, tarif yang terlalu tinggi akan lebih memperparah kehidupan perekonomian, mengingat telekomunikasi merupakan input terpenting dari semua kegiatan. Dalam hal ini peranan produktivitas PT X dan mitranya sangat penting untuk bisa meredam kenaikan tarif jasa telekomunikasi. Berdasarkan Keputusan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi KM.79/PR.301/MPPT-95 tentang Tata Cara Penyesuaian Tarif Dasar Jasa Telekomunikasi Dalam Negeri, telah ditetapkan penggunaan formula Price cap sebagai salah satu pertimbangan penyesuaian tarif, dan didalamnya sebagai salah satu variabel perhitungan adalah tingkat produktivitas PT X dan mitranya. Disini faktor produktivitas merupakan policy variable yang sangat penting. Produktivitas pada formula PRICE CAP perlu dikaji lebih mendalam. Secara kuantitatif perlu diukur berapa kontribusi tingkat produktivitas dalam meredam kenaikan tarif jasa telekomunikasi. Tetapi sebelum sampai pada perhitungan tersebut diatas, perlu terlebih dahulu ditentukan tingkat produktivitas riil yang bersangkutan. Ada berbagai cara perhitungan. Disini akan dipakai konsep ""Total Factor Productivity"" atau Total Faktor Produktivitas (TFP) yang merupakan metode perhitungan terbaru yang diduga lebih tepat. Perhitungan TFP PT X dan mitranya, telah dilakukan untuk kurun waktu 1992 hingga tahun 1996. Dengan krisis moneter yang dimulai sekitar pertengahan 1997 hingga saat ini, maka perhitunan TFP hingga data terakhir tersedia, yang akan dilakukan dan ditelaah pengaruhnya dalam perhitungan penyesuaian tarif jasa telekomunikasi terbaru, merupakan hal yang menarik untuk dikaji. |
