Kebutuhan telekomunikasi akan layanan berbasis data, suara, dan video terus mengalami peningkatan. Salah satu terobosan telekomunikasi untuk menjawab kebutuhan ini adalah fasilitas Metro Ethernet yang di Indonesia salah satunya dikembangkan oleh PT Telkom. Layanan Metro Ethernet ini terus disempurnakan secara berkelanjutan oleh PT Telkom termasuk melalui anak perusahaannya, Telkomsel. Untuk mengantisipasi tingginya traffic akses mobile broadband 3G, Telkomsel menyiasatinya dengan memanfaatkan Metro Ethernet yang menggunakan jaringan fiber optic miliki PT Telkom. Dalam usaha meningkatkan kehandalan infrastrukur jaringan Metro Ethernet ini maka perlu dilakukan analisa kinerja jaringan melalui parameter SLA (Service Level Agreement). Parameter SLA ini terdiri dari throughput, frame loss, latency, serta back to back dan diukur berdasarkan metode RFC 2544. Nowadays , the telecommunication needs of data, voice, and video based service keep increasing. One of the telecommunication breakthrough regarding to this high demand is Metro Ethernet facility, which in Indonesia is developed well by PT Telkom. This service is improved continously by PT Telkom including by Telkomsel as its subsidiary. In order to antic_pate the dense of 3G broadband mobile acess traficc , Telkomsel get into exploitating PT Telkom fiber optic in its Metro Ethernet operation.As the effort of increasing the reliability of Metro Ethernet network infrastructure , analysis of network performance by SLA parameter (Service Level Agreement) is very important to do. This parameter consists of throughput, frame loss, latency, as well as back to back and tested by RFC 2544 method. |