Wanita sebagai kaum marjinal dianggap memiliki kedudukan yang lebih rendah dibandingkan dengan pria sehingga ruang yang disediakan kota bagi mereka sangat sedikit jika dibandingkan dengan ruang yang disediakan kota bagi para pria. Dengan kata lain, ruang di dalam kota telah ter-gender dengan memihak kepada kaum pria. Padahal kota sebagai ruang berkegiatan seluruh masyarakat seharusnya tidak mengecualikan kaum marjinal seperti wanita dan tanggap terhadap kebutuhan wanita untuk bersosialisasi dan memperluas ruang kegiatannya yang sempit, yaitu hanya di dalam rumah. Permasalahan kurangnya ruang bagi para wanita berkegiatan di dalam kota akan penulis kaji dengan metode etnografi (observasi dan wawancara). Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mengetahui apakah kota mampu memfasilitasi kebutuhan perluasan ruang kegiatan berdasarkan stratifikasi gender tanpa menghilangkan peran wanita dalam golongan masyarakat menengah ke atas. Studi kasus yang dipilih penulis adalah The Playground yang berhasil menyediakan ruang ter-gender yang memihak kepada wanita dengan fungsi sebagai ruang bermain anak sehingga ruang ini bukan memfasilitasi wanita untuk melepaskan perannya atau memaskulinkan diri, namun memfasilitasi wanita menjalankan peran sebagai ibu di ruang luar. Ruang ini juga berhasil karena penyediaan ruang-ruang berkumpul yang dinamis, bebas, namun private sehingga para ibu merasa aman dan nyaman selama menggunakan ruang tersebut. Women as marginilized citizen are consider powerless compare to men, therefore public spaces that intentionally built for them are so rare. In other words, public spaces which always associated with men are also constructed (and re- constructed) by patriarchal society. But, city is a place where all people can gather and socialized, including secondary citizen ' such as women ' and facilitates them to fulfill their needs in socializing, mobilizing, and widening their closed (private) space at home. The lack of space for women is the focus of this study that will be identified with ethnographic methods (observation and interview). The purpose of this study is to find out the capability of the city to facilitate space for women based on gender stratification without ignoring women role specifically in high-end community. The case study that I choose is The Playground, which has successfully produces space for women because of the function can facilitates women to do their role as mothers but outside the house ' they are outside, but not changing their feminine role into masculine role like working, etc. Beside the function, The Playground also provides gathering spots with dynamic pattern, boundaries in between to create territory for the user, and no sirculation path that makes the user have the power to choose a path of her own. |