Pencapaian arsitektur berkelanjutan (sustainable architecture) seringkali diidentikkan dengan didirikannya bangunan yang dilengkapi produk-produk - hijau - berteknologi tinggi dengan standar internasional. Padahal, para pengguna produk tersebut - dalam hal ini masyarakat - belum tentu memahami pengetahuan tentang cara kerja produk dalam menciptakan kehidupan yang berkelanjutan. Tulisan ini akan membahas pencapaian kehidupan berkelanjutan dengan memperhatikan pengetahuan dan keterlibatan penggunanya, yaitu dengan metode peran serta (partisipasi). Melalui sebuah kasus penggugahan kepedulian masyarakat terhadap lingkungan tempat tinggalnya di kawasan Kampung Pulo- Bukit Duri - daerah bantaran Sungai Ciliwung yang rentan dilanda banjir - , metode peran serta telah berhasil mengubah ketidakpedulian menjadi kegiatan warga dalam membentuk lingkungan yang mendukung keberlanjutan hidup mereka. An achievement of sustainable architecture is often existed with the establishment of the building that has equipped by high international standard green product. In fact, the user-product, not necessarily understand the knowledge of how products work in creating sustainability. This paper will explain the sustainability achievements of the knowledge and involvement of users, namely the method of participation. Through awaken public awareness of the environment in Kampung Pulo-Bukit Duri 'the flood-prone area in Ciliwung river's edge', participation has been successfully change passivity become active citizens in shaping the environment that supports the sustainability of their lives. |