:: UI - Skripsi Open :: Kembali

UI - Skripsi Open :: Kembali

Studi proyeksi kebutuhan dan infrastruktur LPG dalam rangka konversi minyak tanah di Kota Depok = Study about prediction LPG demand and infrastructure in term kerosene konversion in Depok

Erick Leonardo; Widodo Wahyu Purwanto, supervisor (Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008)

 Abstrak

Permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah dalam penyediaan energi khususnya bahan bakar minyak adalah besarnya biaya subsidi yang harus ditanggung sehingga mengakibatkan besarnya anggaran belanja negara hingga mencapai Rp. 64, 212 trilyun. Apabila subsidi terus diberikan, maka akan terjadi pemborosan yang sangat besar. Pemerintah melalui Kebijakan Energi Nasional melakukan diversivikasi energi untuk mengurangi ketergantungan terhadap bahan bakar minyak khususnya minyak tanah untuk dialihkan ke LPG. Penggunaan LPG dapat meningkatkan efisiensi penggunaan energi yang cukup besar karena memiliki nilai kalor efektif yang lebih besar dibandingkan minyak tanah, yaitu mencapai 11, 900 kcal/Kg.
Pada penelitian ini akan dilakukan studi proyeksi kebutuhan LPG yang akan dilakukan dengan menggunakan tiga skenario, yaitu berdasarkan PDRB, konsumsi perkapita dan Kebijakan Pemerintah yang menegaskan bahwa pada tahun 2015 keberadaan minyak tanah subsidi sudah tidak ada lagi di pasaran. Proyeksi dilakukan sampai dengan tahun 2025 untuk skenario pertama dan kedua. Sedangkan untuk skenario ketiga hanya sampai dengan tahun 2015 sesuai dengan kebijakan pemerintah. Dengan dilakukan studi ini, maka dapat diketahui proyeksi kebutuhan LPG di Kota Depok sehingga pemerintah melalui PERTAMINA dan pihak swasta dapat melakukan pengembangan infrastruktur LPG Kota Depok untuk memenuhi volume permintaan LPG.
Berdasarkan hasil studi yang dilakukan, volume kenaikan permintaan LPG terbesar terjadi pada skenario ketiga, yaitu mencapai 41,696,571 Kg/tahun, sehingga total permintaan LPG untuk Kota Depok mencapai 121,243,098 Kg/tahun pada tahun 2015. Untuk memenuhi permintaan tersebut, perlu diadakan pengembangan infrastruktur LPG seperti penambahan unit SPPBE dengan kapasitas 50 MT/hari sebanyak enam unit yang sudah harus selesai didirikan dan dapat beroperasi pada tahun 2015 dan juga penambahan tabung LPG volume 3 kg dan kelengkapannya sebanyak 240, 000 set, dengan perkiraan investasi sebesar Rp. 14. 5 milyar/SPPBE dan Rp. 375,000/set tabung LPG.
Dari hasil studi yang telah dilakukan, didapatkan bahwa lokasi yang paling strategis untuk pembangunan SPPBE tersebut adalah di Kecamatan Cimanggis, Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Pancoran Mas dan juga Kecamatan Sawangan. Pemilihan lokasi tersebut didasarkan pada letak daerah yang strategis untuk memenuhi suplai LPG ke daerah sekitarnya hingga mencakup seluruh wilayah Depok bahkan wilayah sekitar yang berada di luar Depok. Berdasarkan proyeksi dengan skenario ketiga ini, harus dilakukan juga penambahan agen LPG sebanyak _ 30 agen besar supaya distribusi LPG ke konsumen lancer sehingga diharapkan tidak terjadi kelangkaan LPG.

The struggle the government faces in supplying energy, especially oil, is mainly in subsidizing its price which has to be bore and cost the country's budget up to Rp. 64,212 trillion. If the subsidy continues to be given, there will be a high dissipation. The government diversifies energy through National Energy Policy to lower the high usage of oil especially petroleum to be diversified to LPG. The usage of LPG could increase energy usage efficiency because LPG more effective heat value compared to petroleum that reaches 11,900 kcal/Kg.
This research studies the projection of LPG needs in relation with petroleum usage conversion in Depok. The projection is done in three scenarios, the scenarios of which are based on GDP, consumption per capita, and Government Policy. The projection is estimated until year 2025 for the first and second scenarios. The third scenario is projected until year 2015 as the Government Policy runs until year 2015. Through this study the projection of LPG needs in Depok could be estimated so that the government through PERTAMINA and private sectors could anticipate Depok's LPG infrastructure development to fulfill LPG's volume demand which soared as the impact of the conversion program.
Based on this research, the highest increase in demand volume of LPG occurred in the third scenario, which reached 41,696,571 Kg/year, hence the total demand of LPG in Depok reached 121,243,098 Kg/year in year 2015. To fulfill those demand, the development of LPG infrastructure need to be started i.e. adding LPG station units with 50 MT/day capacity amounted to six stations. These six LPG stations should be established and commence operation in year 2015. In addition, it is needed to provide additional 240,000 sets of 3 kg LPG tubes with investment Rp. 1.4,500,000,000/station and Rp. 375,000/LPG tubes unit.
From this research it is concluded that the most strategic locations to build the LPG stations are in Cimanggis, Sukmajaya, Pancoran Mas and Sawangan. The selection was based on strategic location that could fulfill LPG supply to its surrounding areas that would cover Depok and even areas outside Depok. Based on the third scenario projection, addition of LPG agents should also be supported amounted to approximately 30 big agents so that the LPG distribution to consumers could be done evenly in order to prevent scarcity of LPG.

 File Digital: 1

 Metadata

No. Panggil : S49812
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Penerbitan : Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : xii, 101 hlm.; ill.; 30 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S49812 14-22-31856988 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20249651