Penelitian ini menguji pengaruh variabel ekonomi makro terhadap risiko sistematis (beta) saham sektor manufaktur di Bursa Efek Indonesia. Sampel yang digunakan sebagai model adalah perusahaan manufaktur yang termasuk indeks LQ45 selama periode 2002-2007, yaitu Astra International (aneka industri, otomotif); Holcim Indonesia (industri dasar dan kimia, semen); Indofood Sukses Makmur (barang konsumsi, makanan dan minuman); serta Kalbe Farma (barang konsumsi, farmasi). Variabel ekonomi makro yang digunakan adalah Indeks Harga Konsumen (IHK), Indeks Produksi Industri (IPI), nilai tukar rupiah terhadap dolar (KURS), BI rate (BIRATE), jumlah uang beredar (M1 dan M2), serta harga minyak mentah domestik (ICP). Metodologi pengolahan data menggunakan Vector Error Correction Model, yang membantu dalam menganalisis hubungan dan kontribusi pengaruh variable ekonomi makro terhadap beta. Uji stationarity dengan Augmented Dickey-Fuller dan Phillips-Perron mengindikasikan seluruh variabel stasioner pada first difference. Uji kointegrasi dengan Johansen - s Cointegration Test membuktikan adanya hubungan keseimbangan jangka panjang pada keempat model. Dari analisis terhadap hasil pengolahan data, disimpulkan bahwa : 1) beta Astra International dipengaruhi oleh M2 (positif), BIRATE (negatif), dan ICP (negatif); 2) beta Holcim Indonesia dipengaruhi oleh IPI (negatif); 3) beta Indofood dipengaruhi oleh IHK (negatif), M2 (positif), dan ICP (positif); 4) beta Kalbe Farma dipengaruhi oleh KURS (negatif), BIRATE (negatif), dan ICP positif). Hasil tersebut menunjukkan bahwa beta masing-masing sektor industri memiliki karakteristik tersendiri dalam merespon variabel ekonomi makro. The purpose of this study is to examine macroeconomics influence on systematic risk (beta) of manufacturing sector in Indonesian Stock Exchange. The samples are manufacturing firms listed on LQ45 Index from 2002 to 2007: Astra International (miscellaneous industry, automotive); Holcim Indonesia (basic industry and chemicals, cement); Indofood Sukses Makmur (consumer goods industry, food and beverages); and Kalbe Farma (consumer goods industry, pharmaceuticals). Macroeconomics variables included are Consumer Price Index (CPI), Industrial Production Index (IPI), exchange rate (KURS), BI rate (BIRATE), money supply (M1 and M2), and Indonesia crude oil price (ICP). Within the framework of Vector Error Correction Model, the study examines the relationship and contribution of macroeconomics effect on beta. Stationarity tests using Augmented Dickey-Fuller and Phillips-Perron indicate first difference stationary on all variables. Cointegration test using Johansen's Cointegration confirms the existance of long term equilibrium in the models. The study concludes that : 1) Astra International's beta is influenced by M2 (positive), BIRATE (negative), and ICP (negative); 2) Holcim Indonesia's beta is influenced by IPI (negative); 3) Indofood's beta is influenced by CPI (negative), M2 (positive), and ICP (positive); 4) Kalbe Farma's beta is influenced by KURS (negative), BIRATE (negative), and ICP positive). The results show that each industrial sector beta has its own characteristics in responding to macroeconomics variables. |