Penelitian ini adalah hasil penerapan metode struktural terhadap teks sastra Indonesia genre cerita silat. Struktur cerita silat Badai Laut Selatan (BLS) karya Kho Ping Hoo dalam sistemnya membentuk dua poros hubungan, yaitu antara poros hubungan sintagmatik (in p.raesentia) dan poros hubungan paradigmatik (in absentia). Aspek sintagmatik menunjukkan struktur alur dengan satuan-satuan unsur sekuen yang berurutan tempatnya berdasarkan hubungan logis. Aspek paradigmatik menunjukkan hubungan makna dan perlambangan, misalnya peristiwa tertentu (significant) melambangkan gagasan atau psikologi (signifie). Urutan sekuen BLS menunjukkan alur ganda; pertama, 'alur pribadi' dijalani oleh tokoh suami-istri Pujo-Kartikosari dan kedua, 'alur Kerajaan' dijalani oleh instsitusi Kerajaan Mataram. Konflik dan penyelesai.an kedua alur itu tidak berhubungan, dan ber.laku masing-masing. Alur kedua berfungsi sebagai background bagi alur pertama.Aspek~flash-back yang ditemui secara berkala, ikut berperan dalam menentukan karakter dan berakibat menentukan perkembangan alur. Unsur balas dendam sebagai salah satu gagasan ideologi, sekaligus kode sastra silat, menjadi sarana pemanipulasian pengarang untuk mencapai tujuan. Dalam BIAS, hukum karma jatuh pada si durjana melalui tangan si durjana pula. Hal itu membebaskan pelaku protagonis dari perbuatan membalas dendam, sebagai amanat cerita. |