:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Tema perlawanan terhadap politik identitas dan praktik pernyaian dalam tiga cerita "Tempo Doeloe"

Maimunah; Melani Budianta, supervisor (Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005)

 Abstrak

Perlawanan rakyat Indonesia menentang kolonialisme tidak hanya dilakukan secara kolektif dengan kontak bersenjata tetapi juga melalui perjuangan individual yang bersilat sporadis dan tidak langsung. Representasi tema perlawanan terhadap penerapan politik identitas dan praktik pernyaian yang berlangsung pada abad awal ke-18 hingga akhir abad ke-19 menjadi titik tolak pembahasan tesis ini. Tiga karya tiksi yang menjadi sarnpel penelitian adalah 71erilu si liana/ (1900) karya F.D.J Pangemanann, Pieter Elberveld (1924) karya Tio le Soci dan 7 jerita A,ji Puma (1900) karya Herman Kommer.
Dua masalah pokok yang dibahas dalam penelitian ini yaitu: (1) bagaimana tema perlawanan terhadap politik identitas dan praktik pernyaian direpresentasikan dalam ketiga cerita, (2) bagaimana posisi dan sikap teks dalam mencerminkan ideologi di baliknya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi tema perlawanan terhadap politik identitas dan praktik pernyaian dalam ketiga cerita ditampilkan masing-masing pengarang dengan cara yang variatif. Tokoh Paina melawan aturan Briot yang ingin menjadikannva sebagai nyai, sementara sang ayah Niti Atmodjo melewati batas dan aturan kolonial karena memiliki gaji yang setara dengan tokoh¬tokoh kulit putih. Tjonat menjadi pelanggar batas dan aturan yang sepanjang hidupnya mengacaukan rust en orde kolonial. Tjonat mendobrak dan mempermainkan batas dan aturan yang telah ditetapkan untuknya sebagai seorang pribumi. Perlawanan Tjonat merupakan perlawanan tidak langsung dan paling kreatif dibandingkan dengan dua tokoh utama yang lain. Sedangkan Pieter Elberveld melawan politik identitas yang menempatkan posisi Indo sebagai "warga kelas dua" di bawah Eropa tolok.
Latar belakang pengarang yang memiliki identitas golongan berbeda juga menarik untuk dianalisa. Kommer sebagai lndo-Belanda memperlihatkan keberpihakannya pada perlawanan menentang kostruksi kolonial. Sedangkan Pangemanann sebagai pribumi justru ambivalen dalam menyikapi kolonialisme. Pendidikan yang ditempuhnya di sekolah I3clanda dapat menjadi salah satu sebab ideologis dari ambivalensi tersebut. Tio Ic Soci sebagai penulis Cina peranakan herpihak scpenuhnya pada kolonialisme. Perbedaan ini menunjukkan bagaimana kolonialisme sebagai sebuah ideologi adalah sistem yang aktif, hidup, Berta berkelanjutan terjalin dalam interaksi sosial melalui bcrbagai institusi dalam masyarakat itu sendiri. Karya sastra dalam hal ini menjadi bagian dari penyebaran sebuah ideologi melalui fungsi mimetiknya.

 Metadata

No. Panggil : T39940
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Penerbitan : Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2005
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan :
Tipe Konten :
Tipe Media :
Tipe Carrier :
Deskripsi Fisik : iv, 102 hlm. : ill. ; 28 cm. + lamp.
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T39940 15-20-417926419 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20250615