:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

'Aku individual' : sebuah perwujudan eksistensi dari dimensi kedirian individu (refleksi kritis atas eksistensialisme Kierkegaard

Firdaus Achmad; Boangmanalu, Singkop Boas, supervisor; Jolasa, Vincentius Y., examiner ([Publisher not identified] , 2007)

 Abstrak

ABSTRAK
Salah satu kekuatan yang ikut menjadi penyebab absurditas (kekaburan) makna keberadaan manusia adalah pemahaman generalistis (menyamaratakan) terhadap manusia. Pemahaman ini membuka peluang bagi kepunahan makna individu manakala diikuti penilaian dan sikap yang senantiasa mengaitkan individu dengan keberadaan komunitasnya. Soren Aabye Kierkegaard (1813-1855), fiLsuf berkebangsaan Denmark yang merupakan bapak eksistensialisme, telah menempatkan eksistensi manusia sebagai tema utama pemikiran kefilsafatannya. Dengan bercermin dari pengalaman hidupnya, Kierkegaard menjadikan predikamen (kedudukan sulit) kehidupan manusia sebagai approach system (cara pendekatan) dalam membebaskan makna 'ada' bagi konkresitas manusia yang telah lama terperangkap di dalam tirani ahstraksi (simpulan tak berwujud). Menurutnya, untuk kepentingan pembebasan tersebut, manusia hams dapat memahami bahwa hidup adalah sebuah perjuangan menjadi suhjektif (diri sendiri). Perjuangan menjadi subjektif (diri sendiri) ditujukan untuk memperjelas realitas keberadaan individu yang berbeda secara konkret dengan individu lainnya. Individu, sebagai wujud manusia konkret dengan dimensi kedirian individualnya, berkeleluasaan untuk bereksistensi secara bebas berdasar pada kesadaran akan tanggung jawab (consciousness of responsibility) atas pilihan tindakan yang dilakukan. Dimensi kedirian individual yang terdiri dari : dimensi fisikal, emosional, rasional, metafisikal dan spiritual, memberikan warna pembeda antara individu yang satu dengan lainnya. Perempuan dan laki-laki hanyalah term (istilah) yang membedakan individu secara fisikal. Persoalan kemampuan dan kesempatan bereksistensi sama sekali tidak terkait dengan perbedaan fisikal tersebut. Perbedaan antara keduanya hanya ada dalam tradisi perlakuan berbeda yang tentunya menjadi ancaman bagi eksistensi individu, khususnya perempuan. Pendidikan, merupakan ranah kehidupan yang potensial membangun kesadaran eksistensial manusia sebagai makhluk konkret. Melalui pendidikan, aku individual idcalnya dapat menata dan membangun kesadaran akan eksistensi kediriannya. Hanya pendidikan yang membebaskan, dalam artian memahamkan kehadiran manusia sebagai individu dan bukan sebagai kelompok atau gerombolan, yang mampu membuka peluang bagi proses pengungkapan eksistensi kedirian individu

 Kata Kunci

 Metadata

No. Panggil : T37492
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2007
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ;
Tipe Carrier : volume ;
Deskripsi Fisik : xii, 130 pages : illustration ; 30 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T37492 15-19-505304322 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20251227