Penelitian ini meneliti perkembangan arek, salah satu morfem gramatikal penanda futur dalam bahasa Sunda, secara diakronis mulai dari abad ke-18 sampai dengan abad ke-21 dengan meneliti fungsi-fungsi arek dalam teks wawacan Jayalalana , wawacan Barjah, wawacan Surya Mana dan buku kumpulan puisi Jaladri Tingtrim. Berdasarkan penelitian, arek memiliki fungsi yang sama mulai dari abad ke-18 sampai dengan abad ke-21, yaitu sebagai 1) Verba 'Ingin', 2) Verba 'Mau' dan 3) Verba Bantu 'Akan'. Akan tetapi, frekuensi fungsi-fungsi tersebut berubah dari abad ke abad. Berdasarkan analisis, dengan menggunakan teori Gramatikalisasi, skema perkembangan arek adalah Verba 'Ingin' > Verba 'Mau' > Verba Bantu 'AKAN'. This research studies the development of arek, one of future markers in Sundanese language diachronically from 18th century until 21st century by analyzing functions of arek that are found in wawacan Jayalana, wawacan Barjah, wawacan Surya Mana and Jaladri Tingtrim. Based on the research, arek has the same functions from 18th century until 21st century: 1) Verb 'Desire', 2) Verb 'Willing' and 3) Auxiliary 'Predict'. Nevertheless, the frequency of the functions keeps changing from one century to the next. Based on the analysis, using Grammaticalization theory, the evolution scheme: Verb 'Desire' > Verb 'Willing' > Auxiliary 'Predict'. |