Peran Mediasi dalam Penyelesaian Sengketa Pertanahan di Aceh Pasca Tsunami
Yurina Surtati;
Sri Mamudji, supervisor; Sri Mamudji, examiner
([Publisher not identified]
, 2007)
|
ABSTRAK Mediasi dipilih menjadi salah satu alternatifpenyelesaian sengketa pertanahan di Aceh karena latarbelakang budaya Aceh yang mengutamakan musyawarah danmufakat. Cara yang dapat ditempuh dalam penyelesaiansengketa pertanahan dengan membawa masalah tersebut kepadapemuka masyarakat atau pemuka agama untuk diselesaikan.Manfaat penyelesaian konflik dengan pendekatan "win-winsolution" terhadap kesadaran para pihak akan pentingnyamenjaga tali silaturahmi yang baik dimasa depan dan menjagakestabilan komunitas akibat keputusan yang ditetapkan dalamsengketa pertanahan. Tujuan penelitian ini adalah untukmelihat seberapa jauh peran mediasi sebagai alternatifpenyelesaian sengketa pertanahan Di Aceh pasca tsunami.Pengumpulan datk menggunakan studi dokumen dan wawancarakepada narasumber. Peran mediasi sebagai alternatifpenyelesaian sengketa mulai dikenal luas oleh masyarakatIndonesia. Sejak dikeluarkannya Peraturan Mahkamah AgungNomor 02 tahun 2003 penyelesaian sengketa melalui pengadilan wajib diselesaikan melalui mediasi terlebih dahulu.Keuntungan dijalankannya mediasi sebagai alternatifpenyelesaian sengketa sebagai pihak penengah dalammenyelesaikan perselisihan diantaranya adalah biaya yangringan, waktu yang relatif cepat, hubungan baik yang terjagadimasa depan dan keinginan kedua belah pihak yang dapatdinegosiasikan di antara pihak-pihak yang bersengketatersebut sehingga relatif lebih dapat memenuhi keinginankedua belah pihak. Sementara itu masyarakat di Aceh mengenalmediasi dalam penyelesaian perselisihan sudah sejak lamayang dilatarbelakangi budaya masyarakat Aceh untukmenyelesaikan sengketa berdasarkan musyawarah dan mufakat.Walaupun konflik selalu terjadi pada kehidupan masyarakatAceh namun mereka sudah terbiasa membawa sengketa merekauntuk diselesaikan oleh pemuka agama atau pemuka masyarakatdi Aceh. Terlebih lagi dengan kejadian bencana di Aceh, dimana mereka merasa senasib dan sepenanggungan dalampenderitaan akibat bencana yang sangat dahsyat tersebut,mereka juga ingin tetap menjaga agar tali silaturahmiterjaga tetap baik dimasa yang akan datang. Walaupunpermasalahan sengketa pertanahan di Aceh sangat kompleksdan masih banyak yang harus dilakukan dalam penyelesaiannya, namun secara garis besar sudahtitik terang cara-cara penyelesaian yang dapatdalam sengketa pertanahan di Aceh pasca tsunami. |
T36914-Yurina Surtati.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | T36914 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2007 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xi; 66 pages ; 28 cm |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
T36914 | 15-17-797813983 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20269181 |