ABSTRAK Tingginya harga pesawat terbang dan biaya operasionaltermasuk biaya perawatan yang dibutuhkan dalam angkutanpesawat terbang menjadi pertimbangan bagi perusahaanpenerbangan untuk mengadakan sewa pesawat terbang sebagaisalah satu alternatif untuk mengadakan pesawat terbangsesuai kebutuhan. Untuk menjamin kepastian hukum, sewamenyewa pesawat terbang dilakukan dengan perjanjian sewamenyewa antara pihak yang menyewakan (lessor) dengan pihakpenyewa (lessee). Demikian pula halnya untuk angkutanjemaah haji Indonesia, untuk kepastian hukum dilakukanperjanjian sewa menyewa pesawat terbang. Penelitian inidilakukan dengan metode juridis normatif, namun demikiandilakukan juga wawancara untuk melengkapi data yang ada.Masalah yang dicemukan dalam perjanjian sewa menyewapesawat terbang tersebut adalah perjanjian dibuat dengandibawah tangan, keterlambatan delivery pesawat, pembayaranadvance payment, tender ulang yang dilakukan oleh lessee,keterlambatan pemberangkatan pesawat yang sering terjadiyang mengganggu keselamatan dan kenyamanan jemaah haji.Kesimpulan yang didapat untuk menjawab permasalahan, bahwaseharusnya perjanjian dilakukan dengan akta otentik untukmenjamin pembuktian yang sempurna, lessor diharuskan untukmemberikan jaminan pelaksanaan pekerjaan, pembayaranadvance payment melalui escrow agent, lessee seharusnyatidak melakukan tender ulang, denda karena keterlambatanberlaku sejak menit mulai terjadinya keterlambatan. Parapihak agar membuat perjanjian seimbang sesuai prinsip hukumperjanjian, dan untuk menjamin ketepatan waktu penerbanganhaji agar lessor diwajibkan menyediakan pesawat yang siapsedia sebagai pesawat pengganti. ABSTRACT The high sale price of the Aircraft and operational costincluding the required maintenance cost in airtransportation is a consideration for airline company toacquire the leased Aircraft base on the certainrequirement. In order to ensure the law enforcement, thelease of Aircraft is performed by Aircraft Lease Agreementbetween lessor and lessee. This research is performed byjuridical normative, nevertheless the writer also performinterview to lessor and lessee to complete the exist data.The problem that we face in lease agreement is that theAgreement is not made in a notary document, delivery delayof the Aircraft, the advance payment, re-tender by lessee,delay of flight schedule which is often occurred thatinterfere the safety and convenience of hajj pilgrimflight. The conclusion we have got to solve the problemthat the Aircraft lease Agreement should be made in notarydocument (authentic deed) to assure the perfectauthentication, lessor must deliver to lessee theperformance bond, advance payment through escrow agent,lessor should not perform re-tender, penalty because ofdelay will be effective since the first minute of delay.The party should make the lease agreement equally accordingto the contract law principal and in order to guarantee theon time performance of hajj flight, lessor has to preparethe reserve aircraft as substitution to anticipate if anyof Aircraft in trouble. |