:: UI - Tesis Membership :: Kembali

UI - Tesis Membership :: Kembali

Tinjauan Yuridis Status Perkawinan Tidak Sah Terhadap Komparisi Akta pada Pembuatan Akta Autentik dalam Praktek Pelaksanaan Tugas Jabatan Notaris

Hadjral Aswad Bauty; Darwani Sidi Bakaroedin, supervisor; Farida Prihatini, examiner; Arikanti Natakusumah, examiner ([Publisher not identified] , 2008)

 Abstrak

ABSTRAK
Dalam menjalankan kewenangan jabatan sebagai notaris, maka
notaris tersebut dapat membuat suatu akta otentik
sebagaimana diatur dalam Pasal 1868 KUHPerdata yang
kemudian diatur lebih lanjut dalam Règlement op Het Notaris
Ambt in Indonésie Stbl 1860 nomor 3 tentang Peraturan
Jabatan Notaris, dimana dalam perkembangan selanjutnya
Aturan Jabatan Notaris peninggalan pemerintahan kolonial
Belanda tersebut telah diubah atau diganti dengan disahkan
dan diberlakukannya Undang-undang No.30 Tahun 2004 tanggal
6 - Oktober - 2004 tentang Jabatan Notaris. Akta otentik
yang disebutkan sebelumnya merupakan alat bukti yang
sempurna, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1870 KUHPerdata;
Untuk bentuk aktanya undang-undang khususnya Pasal 38
Undang-undang No. 30 Tahun 2004 mengatur bagian-bagian akta
notaris yang terdiri atas : Kepala Akta, Badan Akta, dan
Akhir Akta. Sebagai alat bukti yang mempunyai kekuatan
pembuktian yang sempurna sebagaimana diatur dalam undangundang,
maka akta otentik harus benar-benar berisi atau
menggambarkan fakta-fakta dan keterangan yang sesungguhnya
tentang suatu kejadian serta kegiatan yang berlangsung
diantara para penghadap untuk kemudian dituangkan dan
diformalkan dalam suatu bentuk tertulis atau akta yang
dibuat oleh (door) atau dihadapan (ten overstaan) notaris
sebagai alat bukti bagi para penghadap dan juga notaris itu
sendiri dikemudian hari. Untuk itulah sangat penting
kiranya dalam akta notaris harus benar-benar diperhatikan
keterangan yang disampaikan oleh penghadap khususnya yang
berkaitan dengan kedudukan penghadap dalam akta tersebut
yang pada akhirnya dapat membuat akta ini dan dapat
dipertanggungjawabkan secara moral, etika, dan khususnya
hukum. Keterangan yang disampaikan para penghadap dalam
akta notaris (otentik) tersebut dimuat dalam badan akta,
sebagaimana diatur dalam Pasal 38 ayat (3) Undang-undang
No.30 Tahun 2004, yang mana isinya antara lain dalam badan
akta memuat tentang keterangan mengenai kedudukan bertindak
penghadap. Dan pada bagian akta notaris (otentik) ini
pulalah dimuat atau diterangkan tentang status perkawinan
penghadap pada saat dia melakukan perbuatan hukum dalam
akta ini. Dari uraian latar belakang tersebut, penulis
membatasi pembahasan dengan pokok permasalahan sebagai
berikut: 1. Akibat hukum apa saja yang dapat ditimbulkan
dari status perkawinan tidak sah? 2. Dapatkah
ketidakbenaran status perkawinan penghadap dalam badan akta
(komparisi) menyebabkan aktanya menjadi tidak sah?; Dalam
penelitian ini penulis menggunakan metode secara deduktif
dan kepustakaan yang bersifat yuridis normatif dengan
mengambil data-data umum dan menitikberatkan pada peraturan perundang-undangan serta kode etik notaris.

 File Digital: 1

Shelf
 T38060-Hadjral Aswad Bauty.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : T38060
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2008
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : viii, 73 pages ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T38060 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20269561