:: UI - Tesis Open :: Kembali

UI - Tesis Open :: Kembali

Analisis yuridis kewenangan PPAT dalam pengalihan hak atas tanah di Meruya Selatan pasca putusan perdamaian (warga Meruya Selatan vs PT Portanigra) bagi warga Meruya Selatan yang tidak turut melakukan gugatan perlawanan / Harries Konstituanto

Harries Konstituanto; Darwani Sidi Bakaroedin, supervisor; Arikanti Natakusumah, examiner; Widodo Suryandono, examiner ([Publisher not identified] , 2009)

 Abstrak

ABSTRAK
Dengan diundangkannya Undang-undang Pokok Agraria sebagai dasar
jaminan Hukum di bidang pertanahan, maka peranan tanah bagi pemenuhan
berbagai keperluan akan meningkat, baik sebagai tempat bermukim maupun untuk
kegiatan usaha. Pendaftaran tanah bertujuan untuk membantu masyarakat
memperoleh jaminan kepastian hukum terhadap penguasaan dan pemilikan tanah,
serta untuk membantu pemerintah dalam melaksanakan kegiatan pendaftaran
tanah. Sehubungan dengan itu maka pemerintah mengangkat Pejabat Umum yang
diberi kewenangan untuk membuat alat bukti mengenai perbuatan hukum tertentu
atas tanah sebagai dasar Pendaftaran Tanah. Pejabat Umum yang diberi
kewenangan untuk membuat alat bukti mengenai perbuatan hukum tertentu atas
tanah itu adalah Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT). Akta tanah yang dibuat oleh
PPAT merupakan Akta otentik, merupakan alat pembuktian yang sempurna bagi
kedua belah pihak dan ahli warisnya serta sekalian orang yang mendapat hak
darinya tentang apa yang dimuat dalam akta tersebut. Seperti yang telah kita
ketahui saat ini salah satu kasus sengketa tanah yang paling banyak disorot adalah
sengketa tanah antara Warga Meruya Selatan melawan PT. PORTANIGRA,
dimana PT. PORTANIGRA dengan berbekal Putusan dari Mahkamah Agung,
telah mengklaim sejumlah luas tanah di Meruya Selatan yang telah dihuni lebih
dari 300 kepala keluarga. Para warga yang telah bertahun-tahun mendiami tanah
mereka di Meruya Selatan dan taat membayar pajak atas tanah mereka serta
memiliki dokumen yang sah atas tanah mereka harus menyerahkan tanah miliknya
kepada PT. PORTANIGRA. Warga yang menolak Putusan Mahkamah Agung
sebagian kukuh pada dokumen yang mereka miliki dan sebagian melakukan
Gugatan Perlawanan. Namun dari Perdamaian sebagai hasil dari Gugatan
Perlawanan tersebut dapat diketahui bahwa para warga yang tidak melakukan
Gugatan Perlawanan secara analogi tidak akan dapat melakukan Pengalihan Hak
atas tanah mereka. Berhubungan dengan hal ini disinilah PPAT memegang peran
penting yang menyertai pula tanggung jawabnya yang besar dalam menjamin
berlangsungnya penegakan hukum dalam proses pendaftaran tanah.

ABSTRACT
By an announcement of Undang-Undang Pokok Agraria as basic of
land law enforcement, role of land to accomplishment various need will mounting
as a place of living and also for business activity. Land registry is aim to assist a
society to obtain rule of law guarantee for land domination and land ownership*
aiid also to assist government to execute an activity of land registry. In connection
of land registry, government inagurate a public functionary which given by an
authority to make an evidence appliance of certain law action of land as a principle
of land registry. Public Functionary which given an authority to make an evidence
appliance of certain law action of land is known as Deed of Land Maker
Functionary (PPAT). Deed of Land made by PPAT is represent an Authentic Deed,
that deed representing a perfect verification appliance to both parties and all their
heir and also the one who get belonging of him where of contained in the deed.
Such as those which we have known in this time, one of the land dispute case
which at most floodlighted by is land dispute between Citizen of South Meruya
fight against PT. PORTANIGRA, where PT. PORTANIGRA with their Decision
Stock from a Great Court have claimed wide of land in South Meruya which have
been dwelt more than 300 family-head. Citizen which have through years inhabited
their land in South Meruya and meekly pay for their land tax and also have a valid
document to their land, have to deliver it to PT. PORTANIGRA. Citizen whom
refusing a Decision of Great Court, some of them still resist for a document which
they have and the others conducting a Suing Resistance. But based on the Deed of
Peace, we know that all citizen of South Meruya which do not conduct a Suing
Resistance by an analogy will not earn to conduct the Transfer of their Land-Right.
From this case, PPAT taking a big responsibility in guarantying also accompany
which important role to hold course of land registry in law enforcement.

 File Digital: 1

 Metadata

No. Panggil : T37241
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Penerbitan : [Place of publication not identified]: [Publisher not identified], 2009
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xi, 88 pages ; 28 cm
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
T37241 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20270178