Full Description
Cataloguing Source | LibUI ind rda |
Content Type | text (rdacontent) |
Media Type | unmediated (rdamedia); computer (rdamedia) |
Carrier Type | volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier) |
Physical Description | xiv, 122 pages ; 28 cm + appendix |
Concise Text | |
Holding Institution | Universitas Indonesia |
Location | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Availability
- Digital Files: 1
- Review
- Cover
- Abstract
Call Number | Barcode Number | Availability |
---|---|---|
S2452 | 14-18-240628397 | TERSEDIA |
No review available for this collection: 20270524 |
Abstract
ABSTRAK
Prestasi belajar digunakan oleh pendidik sebagai tolok ukur untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan pendidik telah diterima seorang siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, salah satunya adalah motivasi berprestasi. Menurut para ahli motivasi berprestasi dapat meramalkan berhasil atau tidaknya seseorang dalam mencapai suatu prestasi. Masa kritis pertumbuhan motivasi berprestasi tinggi pada usia sekolah, dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Oleh karenanya, motivasi berprestasi hendaknya dipupuk sejak anak mulai sekolah.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa, diantaranya adalah lingkungan keluarga yang didalamnya mencakup pola pengasuhan dan dukungan sosial orang tua. Ada tiga jenis pola pengasuhan yang biasa diterapkan orang tua pada anak, yaitu: authoritative, authoritarian, dan permissive. Ketiga pola pengasuhan tersebut di atas akan mempengaruhi perkembangan anak secara berbeda, yang tentunya akan berpengaruh pada proses penyesuaian diri anak terhadap Iingkungannya termasuk lingkungan sekolah dimana ia memperoleh pendidikan dan belajar untuk mencapai prestasinya secara optimal.
Selain pola pengasuhan orang tua, dukungan sosial yang diberikan orang tua ternyata akan memberikan dampak positif bagi prestasi belajar seorang anak.
Dukungan sosial itu sendiri secara umum mengacu pada bantuan yang diberikan pada seseorang oleh orang-orang yang berarti baginya seperti keluarga dan teman-teman. Dukungan sosial yang diberikan orang tua kepada anak secara umum berfungsi untuk memberikan perasaan diterima, diperhatikan, disayangi, dihargai dan dicintai. Dengan adanya hal tersebut anak akan merasa bahagia dan tenang karena ia merasa ada orang lain yang dapat diandalkan bantuannya bila mendapat kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Dukungan sosial juga dapat berfungsi sebagai reward dan dapat mengarahkan serta mendorong seseorang untuk berprestasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara pola pengasuhan orang tua dan dukungan sosial orang tua dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah. Lebih jelasnya, penelitian ini ingin meiihat apakah ada hubungan yang signifikan antara pola pengasuhan authoritative, authoritarian, dan permissive dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah, dan untuk mengetahui pula apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD (usia 9 - 10 tahun), karena masa kritis pertumbuhan motivasi berprestasi tinggi pada usia sekolah dan pada usia tersebut, motivasi berprestasi anak sudah mulai terbentuk dengan baik. Subyek penelitian ini yang berjumlah 218 siswa diperoleh dari 8 SD yang ada di wilayah Jakarta Pusat. Pengambilan sampel sekolah akan dilakukan secara accidental dan semua siswa kelas V dari sekolah tersebut akan dijadikan subyek dalam penelitian ini. Alat yang digunakan sebagai penjaring data ada tiga macam, yaitu (i) alat untuk mengukur motivasi berprestasi; (ii) alat untuk mengukur pola pengasuhan orang tua yang dipersepsi anak; (iii) alat untuk mengukur dukungan sosial orang tua berdasarkan pendapat anak. Ketiga alat tersebut berupa kuesioner yang berbentuk skala. Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif.
Dari penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola pengasuhan authoritative dengan motivasi berprestasi; terdapat hubungan negatif yang signifikan antara pola pengasuhan authoritarian dengan motivasi berprestasi; dan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara pola pengasuhan permissive dengan motivasi berprestasi. Selain itu diketahui pula terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan sumbangan-sumbangan teoritis bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama. Dari segi praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi, khususnya bagi orang tua, mengenai pola pengasuhan yang paling tepat agar anak termotivasi unluk menunjukkan prestasinya secara optimal. Sehingga para orang tua dapat mengurangi perilaku yang menggambarkan pola pengasuhan autoritharian dan permissive, dan meningkatkan perilaku yang mencerminkan pola pengasuhan authoritative. Seiain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat praktis dalam rangka mengoptimalkan fungsi orang tua sebagai sumber dukungan sosial utama bagi anaknya yang berusia sekolah, sehingga memiliki motivasi berprestasi yang baik.
Prestasi belajar digunakan oleh pendidik sebagai tolok ukur untuk mengetahui sampai seberapa jauh pengetahuan dan ketrampilan yang diajarkan pendidik telah diterima seorang siswa. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa, salah satunya adalah motivasi berprestasi. Menurut para ahli motivasi berprestasi dapat meramalkan berhasil atau tidaknya seseorang dalam mencapai suatu prestasi. Masa kritis pertumbuhan motivasi berprestasi tinggi pada usia sekolah, dimana anak membentuk kebiasaan untuk mencapai keberhasilan dalam belajar. Oleh karenanya, motivasi berprestasi hendaknya dipupuk sejak anak mulai sekolah.
Ada banyak faktor yang mempengaruhi motivasi berprestasi siswa, diantaranya adalah lingkungan keluarga yang didalamnya mencakup pola pengasuhan dan dukungan sosial orang tua. Ada tiga jenis pola pengasuhan yang biasa diterapkan orang tua pada anak, yaitu: authoritative, authoritarian, dan permissive. Ketiga pola pengasuhan tersebut di atas akan mempengaruhi perkembangan anak secara berbeda, yang tentunya akan berpengaruh pada proses penyesuaian diri anak terhadap Iingkungannya termasuk lingkungan sekolah dimana ia memperoleh pendidikan dan belajar untuk mencapai prestasinya secara optimal.
Selain pola pengasuhan orang tua, dukungan sosial yang diberikan orang tua ternyata akan memberikan dampak positif bagi prestasi belajar seorang anak.
Dukungan sosial itu sendiri secara umum mengacu pada bantuan yang diberikan pada seseorang oleh orang-orang yang berarti baginya seperti keluarga dan teman-teman. Dukungan sosial yang diberikan orang tua kepada anak secara umum berfungsi untuk memberikan perasaan diterima, diperhatikan, disayangi, dihargai dan dicintai. Dengan adanya hal tersebut anak akan merasa bahagia dan tenang karena ia merasa ada orang lain yang dapat diandalkan bantuannya bila mendapat kesulitan dalam mengikuti pelajaran di sekolah. Dukungan sosial juga dapat berfungsi sebagai reward dan dapat mengarahkan serta mendorong seseorang untuk berprestasi.
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah ada hubungan antara pola pengasuhan orang tua dan dukungan sosial orang tua dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah. Lebih jelasnya, penelitian ini ingin meiihat apakah ada hubungan yang signifikan antara pola pengasuhan authoritative, authoritarian, dan permissive dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah, dan untuk mengetahui pula apakah ada hubungan yang signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah.
Subyek penelitian ini adalah siswa kelas V SD (usia 9 - 10 tahun), karena masa kritis pertumbuhan motivasi berprestasi tinggi pada usia sekolah dan pada usia tersebut, motivasi berprestasi anak sudah mulai terbentuk dengan baik. Subyek penelitian ini yang berjumlah 218 siswa diperoleh dari 8 SD yang ada di wilayah Jakarta Pusat. Pengambilan sampel sekolah akan dilakukan secara accidental dan semua siswa kelas V dari sekolah tersebut akan dijadikan subyek dalam penelitian ini. Alat yang digunakan sebagai penjaring data ada tiga macam, yaitu (i) alat untuk mengukur motivasi berprestasi; (ii) alat untuk mengukur pola pengasuhan orang tua yang dipersepsi anak; (iii) alat untuk mengukur dukungan sosial orang tua berdasarkan pendapat anak. Ketiga alat tersebut berupa kuesioner yang berbentuk skala. Pengolahan data penelitian dilakukan dengan menggunakan teknik statistik deskriptif.
Dari penelitian diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pola pengasuhan authoritative dengan motivasi berprestasi; terdapat hubungan negatif yang signifikan antara pola pengasuhan authoritarian dengan motivasi berprestasi; dan terdapat hubungan negatif yang signifikan antara pola pengasuhan permissive dengan motivasi berprestasi. Selain itu diketahui pula terdapat hubungan positif yang signifikan antara dukungan sosial orang tua dengan motivasi berprestasi anak usia sekolah.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan sumbangan-sumbangan teoritis bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian di bidang yang sama. Dari segi praktis, diharapkan hasil penelitian ini dapat memberikan informasi, khususnya bagi orang tua, mengenai pola pengasuhan yang paling tepat agar anak termotivasi unluk menunjukkan prestasinya secara optimal. Sehingga para orang tua dapat mengurangi perilaku yang menggambarkan pola pengasuhan autoritharian dan permissive, dan meningkatkan perilaku yang mencerminkan pola pengasuhan authoritative. Seiain itu hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat praktis dalam rangka mengoptimalkan fungsi orang tua sebagai sumber dukungan sosial utama bagi anaknya yang berusia sekolah, sehingga memiliki motivasi berprestasi yang baik.