Basimalin dalam dua tradisi
Suryadi;
(Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995)
|
ABSTRAK Dalam perjalanan kebudayaan bangsa Melayu dan Nusantara padaumumnya dikenal apa yang disebut chirografik. Rada masa inimasyarakat tradisional mulai mengenal aksara dan menggunakannyada1am kehidupan mereka; akan tetapi di sisi lain tradisi lisanmasih bercokol pula dengan kuat. Maka muncullah tradisi resitasi(recitation) sebagai usaha untuk menyolaraskan antara tradisilisan yang sudah mantap dan tradisi tulis yang baru datang.Masyarakat Hinangkabau yang memiliki tradisi lisan yang kuattampaknya juga tidak luput dari pengaruh tradisi keberaksaraanitu. Hal ini tentu disebabkan oleh persinggungan mereka dengankebudayaan-kebudayaan lain. Hal itu dapat dilihat dari tradisiBasimalin yang diapresiasi oleh masyarakat Minangkabau di daerahPayakumbuh, Sumatera Barat.Penelitian ini bertujuan mengungkapkan beberapa aspek menge-nai teks dan konteks tradisi Basimalin. Sebagai tradisi pertun-jukan yang berpedoman kepada naskah tertulis, maka naskah yangdigunakan itu sangat menarik diteliti. Akan tetapi di sisi lainpertunjukannya sendiri, dengan segala aspek yang terlibat didalamnya juga menarik untuk diamati.Penelitian ini dilakukan. dengan field .research di daerahTarantang dan sekitarnya, Kecamatan Harau, Kabupaten 50 Kota,Propinsi Sumatera Barat. Masyarakat daerah ini mengapresiasitradisi Basimalin.Penelitian terhadap naskah Basimalin menunjukkau bahwa teksini cukup tua, walaupun secara kodikologi diperkirakan umurnyamasih muda. ini mengindikasikan kekonstitenan penyalinnya ketikamengerjakan atau menyalin teks ini.Dari segi kebahasaan tampak bahwa pengaruh Dialek Payakumbuh(dilaek O) sangat kentara dalam teks ini. ini menunjukkan bahwateks ini disalin oleh orang yang berasal dari daerah ini.walaupun penelitian ini baru bersifat awal, tapi yang hendakdituju di sini adalah usaha pendomumentasian tradisi ini.Diharapkan kekhasan yang terdapat dalam pertunjukan Basimalinini; lengkap dengan kekhasan (bahasa) naskahnya, akan dapatditeliti lebih lanjut oleh para peneliti lain.Pertunjukan Basimalin dilakukan dengan cara resitasi. Caraseperti ini sebenarnya kurang begitu dikenal dalam tradisi kesu-sastraan Minangkabau. Dalam tradisi kesusastraan Minangkabaujarang sekali digunakan pakem meskipun setelah dikenalnya aksaraArab~Melayu dan Latin banyak hasil sastra Minangkabau dituliskandengan kedua aksara tersebut. Akan tetapi dalam kenyataannyasampai sekarang versi tulisan itu tetap saja tidak popular; yangpopuler tetap saja versi lisannya. "Pada akhir tulisan ini dilampirkan pula hasil transliterasinaskah tersebut (tidak lengkap). Dengan demikian pembaca dapatmengidentifikasi kekhasan bahasa naskah ini. |
LP-Suryadi-Basimalin dalam Dua Tradisi.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | LP-pdf |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | [Place of publication not identified]: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1995 |
Program Studi : |
Sumber Pengatalogan | LibUI ind rda |
Tipe Konten | text |
Tipe Media | computer |
Tipe Carrier | online resource |
Deskripsi Fisik | iii, 58 pages |
Lembaga Pemilik | Universitas Indonesia |
Lokasi | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
LP-pdf | 09-19-611382409 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20272088 |