Dalam penelitian ini diungkapkan berbagai aspek berkenaan dengan peninggalan arkeologi di kota Bima dan sekitarnya, khususnya makam-makam sultan Bima dan keluarganya, yaitu makam Dantraha, makam Tolo Bali dan Makam Kampung Sigi. Dalam kronik Goa dan B0 kerajaan Bima disebutkan bahwa agama Islam dibawa ke Bima dan daerah sekitarnya dari Sulawesi Selatan, melalui kontak dagang, dakwah, hubungan perkawinan dan dominasi politik kerajaan Goa, yang diperkirakan berlangsung sejak permulaan abad ke-17. Dengan ditanda tanganinya Perkanjian Bongaya pada tahun 1667 Yang mengkhairi Perang Makasar, secara formal kekuasaan Goa atas Bima dinyatakan berakhir. Meskipun demikian hubungan Bima dengan daerah-daerah di Sulawesi Selatan tetap berlangsung, baik yang bersifat politik, ekonomi maupun hubungan perkawinan antara elit penguasa Bima dengan putri bangsawan Sulawesi Selatan. Hubungan itu kemudian membawa perubahan dalam tatanan kehidupan masyarakat kerajaan Bima, baik dibidang politik ( pemerintahan ) maupun sosial budaya, Tentunya perubahan-perubahan seaperti itu dapat diamati lewat tinggalan budaya materialnya antara pada makam-makam sultan Bima. Permasalahannya adalah sejauh mana unsur-unsur budaya Sulawesi selatan dapat terdeteksi pada makam-makam sultan Bima.Dengan demikian penelitian ini bertujuan untuk memberikan informasi Serta sumbangan.data bagi penelitian arkeologi di daerah Bima, yang menurut hemat saya belum banyak dilakukan. Untuk menjawab permasalahan penelitiah, selain telaah kepustakaan, dilakukan penelitian lapangan untuk merekam data fisik bangunan yang bersangkutan serta melakukan identifikasi elemen - elemen bangunan yang diindikasikan sebagai unsur budaya Bugis-Makasar. Disamping itu;di1akukan juga studi perbandingan dengan sejumlah makam kuno di Sulawesi Selatan, antara lain makam-makam raja Goa dan Tallo, makam-makam raja Bone dan makam~makam raja Luwu. |