Penelitian ini bertolak dari fenomena keberadaan kampung di perkotaan dalam proses berlangsungnya perkembangan kota. Banyak penduduk asli kampung yang tersisih dan pindah ke pinggiran kota namun masih ada yang dapat bertahan. Permasalahan yang akan diungkapkan adalah menyangkut pengaruh perkembangan kota terhadap keberadaan kampung kota dan bagaimana komunitas asli yang masih terdapat di dalamnya melakukan aktivitas dan bermukim sebagai usaha untuk tetapat eksis di lingkungan tempat tinggalnya. Analisis didasarkan atas penggunaan konsep Vita aktiva dari Arendt dan Strukturasi masyarakat oleh Giddens sebagai orientasi teoritikal untuk memahamai kondisi manusia dari komunitas asli, perekonomian, system sosial serta produksi dan reproduksi sosial dan implementasinya terhadap aspek keruangan di dalam kampung. Untuk itu penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi dan wawancara. Hasil analisa menemukan bahwa perkembangan kota berdampak pada terbukanya akses ke kampung, banyak pendatang dan investor berminat untuk tinggal dan berusaha di kampung yang berakibat pada terjadinya transformasi ruang di kampung. Ketidakmampuan untuk bersaing karena keterbatasan kondisi manusia menyebabkan penduduk asli sulit untuk mempertahankan asetnya. Dipihak lain dengan latar pendidikan dan keterampilan yang lebih baik, para pendatang dan investor dapat mendominasi kepemilikan lahan dan kegiatan perekonomian di kampung. Terdominasinya penduduk asli dalam kehidupan akan berimplikasi pada terbentuknya masyarakat baru di kampung. Dalam aspek legal formal kampung Luar Batang masih eksis, namun keberadaanya hanya bersifat semu karena tidak lagi didukung oleh komunitas awal sebagai komponen dasar yang membentuknya. This research motivated by an existence phenomenon of kampung kota in urban development process. Many people of kampung moving of to the town boundary but still there are original communities able to stay, to survive. This research aim to explores the influence of urban development process to existence of kampung Luar Batang in north of Jakarta and how the community of this kampung conduct their life and activity as effort to survive. The analysis based on Arendt idea of vita activa and Gidden?s structuration is applied as theoretical orientation to understand human condition of community, economic life, social reproduction and social system and the implementation in to the spatial formation in kampung. It is therefore done by research by using qualitative method to express the community phenomenon by explore life experiences in it through observation and interview. Findings have shown that process of urban development has caused the spatial transformation in kampung. The limited economy capability causes the high dependability of the community to land. The land as commodity used for fulfilling their needs in following the environment change around the kampung. Limitation of human condition, the community cannot be compete and predominated by immigrant and investors. On the other hand, with education background and better skill, the immigrant has the abilities predominate the property of land and activity of economics in kampung. The predominating of community in kampung will increase a new society in kampung. In case of legally and formally aspect, kampung Luar Batang is still exist, however the substance of the existence is in appearance only, because this kampung is no longer supported by the early community as basic component was form of. |