Pemberian cairan/nutrisi dapat menstimulus dan mempercepat keluarnya mekonium. Dengan demikian reabsorbsi bilirubin tak terkonjugasi menjadi minimal, selain itu bakteri dapat ikut masuk untuk membantu mereduksi bilirubin menjadi urobilinogen. (Wong, 1999). Pada neonatus dengan kadar bilirubin yang tinggi, pemberian cairan ASI/PASI sangat dianjurkan. Pada penelitian ini pemberian ASI/PASI pada neonatus dilakukan dengan dua cara yakni dengan terjadwal dan tidak terjadwal. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh waktu pemberian ASI/PASI terhadap peningkatan kadar bilirubin neonatus pada hari ketiga. Penelitian dilakukan di dua tempat secara terpisah yaitu di Rumah Sakit OMC dan Rumah Sakit Islam Jakarta Timur (RSIJT) di ruang bayi yang dimulai dari tanggal 30 Desember 2002 sampai 4 Januari 2003. Desain penelitian ini adalah quasi eksperimen dan pengambilan data dilakukan dengan purposive sampling dengan menentukan sendiri kategori sampel yang akan diteliti. Sampel yang terkumpul dari dua rumah sakit tersebut sebanyak 18 orang neonatus. Data yang diperoleh dianalisis dengan uji beda dua mean. Hasil penelitian didapat bahwa tidak ada perbedaan pengaruh pemberian ASI/PASI antara terjadwal dengan tidak terjadwal terhadap peningkatan kadar bilirubin pada neonatus hari ketiga. Namun demikian hasil penelitian ini masih ada hal-hal yang perlu diperhatikan diantaranya jumlah sampel yang kecil sehingga sulit untuk digeneralisasi. |