Jumlah penderita Diabetes Mellitus di Indonesia akan meneapai 12 juta pada tahun 2025. Sebagai salah satu komplikasinya penderita diabetes mengalami disfungsi ereksi yang cukup tinggi yaitu 27-82 % menurut beberapa kepustakaan di negara-negara barat dan 42-52% di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi klien Diabetes Mellitus terhadap gangguan aktifitas seksual. Desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif sederhana. Responden diambil di Poliklinik Endokrin RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo dengan kriteria klien yang sudah didiagnosis DM tanpa membedakan tipe I dan tipe II, serta laki-laki yang sudah menikah. Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner yang dibagi datum 2 bagian, data 1 tentang demografi yang berisi 4 pertanyaan dan data II tentang persepsi sebanyak 10 pertanyaan. Dan kuesioner yang dirancang peneliti didapatkan hasil persepsi responden yang setuju bahwa klien DM ada gangguan terhadap aktifitas seksual sebesar 80 % dan yang tidak setuju sebesar 20 %. Persepsi responden yang setuju bahwa klien DM tidak ada gangguan terhadap aktifitas seksual sebesar 46 % dan yang tidak setuju 54 %. Responden yang setuju terhadap aktifitas pendukung untuk melakukan aktifitas seksual sebesar 77% dan yang tidak setuju 23%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa persepsi klien DM terhadap gangguan seksual cukup tinggi tetapi motivasi untuk melakukan aktifitas pendukung yang mendukung terhadap aktifitas seksual juga cukup kuat. Selanjutnya hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan bagi peneliti Iainnya. |