Masa remaja adalah masa transisi dari anak ke dewasa, dimana terjadipertumbuhan pesat. Zat besi dibutuhkan Iebih banyak untuk memenuhi pertambahanvolume darah (Pillitteri, 1999). Insiden anemia pada remaja di USA sebesar 25%,sedangkan di Indonesia sebesar 20-40%. Siswanto (2002) mengatakan 35% remajapernah mendengar anemia, dan hanya 10% dapat menjelaskan dengan benar akibatanemia terhadap kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsiremaja terhadap anemia gizi besi (AGB). Digunakan desain deskriptif dengan metodasimple random sampling. Kuesioner sebagai alat pengwnpul data berisi pertanyaanmengenai data demografi dan Iinglcungan, informasi tentang anemia, zat besi danAGB, serta pernyataan tentang sikap dan pendapat terhadap anemia. Didapat 45responden dari klub remaja Pathfinder dan AKPER Ruspau Antariksa. Pengolahandan analisa data mengglmakan rumus mean dan standar deviasi. Hasil penelitianmenggambarkan responden terbanyak perempuan, kelompok usia 18-20 tahun, dudukdi SMU, tinggal didaerah perkotaan. Infonnasi tentang anemia terutama didapat darimedia dan sekolah, Pengerlian yang benar tentang anemia dan AGB dimiliki setengahdari yang pernah menerima informasi. Remaja mengetahui secara umum fungsi zatbesi, penyebab AGB, gejala anemia, sumber makanan zat besi, akibat anemia, sertaupaya penauganan dan pencegahannya. Beberapa mengalami anemia lebih dari satutahuu yang lalu dan pada umumnya melakukan pengobatan. Hasil skor dari pendapatdan sikap disesuaikan dengan tingkat persepsi. Kesimpulan dari penelitian ini adalahsebagian besar remaja mempunyai persepsi positifterhadap AGB (57,78%) dansisanya cenderung positif (42,22%). |