Karangan ini bermaksud memberikan setitik sumbangan bagi usaha penggalian sekian banyak peninggalan masa silam, yang masih dihargai masyara_kat hingga sekarang. Salah satu peninggalan seperti itu, pada orang Bugis, ialah Latoa, menjadi bahan pembicaraan utama karangan ini. Melalui abstraksi Latoa, karangan ini mencoba melukiskan kerajaan Bugis - Bone masa dahulu, dan mem_bandingkannya dengan keadaan sekarang, melalui pendekatan ilmu antropologi. Sasaran telaah (study) ini, mencoba memahami kedudukan, peranan, jalan pikir_an dan sikap hidup orang Bugis dalam menegara 1) , sebagai kegiatan politik yang diungkapkan dalam Latoa. Adalah menjadi dugaan kami, bahwa penerimaan manusia atas sesuatu kekuasaan, ketaatan dan respons yang diberikannya kepada sesuatu bentuk ke - pemimpinan , serta sifat-sifat kepemimpinan yang ditaatinya, di-kuasai oleh suatu sikap hidup, berdasar suatu sistim nilai yang hidup dalam kebudayaan. Jalan pikiran dan silt'ap hidup orang Bugis yang tersimpul dalam Latoa, menurut dugaan 'kami sedikit atau banyak, mewakili sikap dan pandangan hidup mereka sekitar abad ke - XVI. Keadaan itu di-coba membandingkannya dengan kenyataan-kenyata_an yang ada pada masa kini, sebagai usaha transformasi 2) keadaan masa lalu kepada keadaan baru , untuk memperoleh mamfaat bagi realisasi harapan-harapan untuk masa depan. Adalah hal yang terasa penting dan mendesak, bahwa dalam rangka pem_binaan kepribadian manusia Indonesia, diperlukan sebanyak mungkin pengetahuan tentang anasir yang lekat kepada kesadaran budaya orang Indonesia sendiri. Anasir itu terkandung dalam wujud kebudayaan, berupa nilai-nilai, norma-norma dan |