Tanggapan penonton terhadap penanyangan film pendek dokumenter (studi tentang penayangan film pendek dokumenter gelora pembangunan Indonesia/Nuansa Pembangunan Indonesia pada kelompok Bioskop 21 di Jakarta)
M.T. Siera Santi;
Ina Ratna Mariani, supervisor; Muhammad Fauzie Syuaib, supervisor
(Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993)
|
Penggunaan surat kabar, radio dan televisi untuk menyeinformasi pembangunan telah sering dilakukan. Pemerintah Indonesia nampaknya mulai melirik untuk menggunakan film yang diputar di bioskop guna menyebarluaskan pesan— dikatakan oleh Menteri barkan Kini, pesan pembangunan, seperti yang Penerangan Harmoko pada HUT ke-35 Gabungan Perusahaan Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) di Palembang. Himbauan Menpen ini nantinya menggerakkan sejumlah pengusaha untuk bekerjasama membuat Yayasan Bangun Citra Nusantara (BCN) yang memproduksi film pembangunan tersebut. Pada tanggal 11 Maret 1991, film yang diberi judul Gelora Pembangunan Indonesia (GPI) dan nantinya sejalan dengan waktu berubah judul menjadi Nuansa Pembangunan Indonesia diputar di dalam Kelompok Bioskop 21. Film 5 menit ini memaparkan keberhasilan telah dicapai dalam pembangunan Indonesia. Pendapat pro kontra terhadap film ini pun bermunculan, ada yang menyatakan GPI / NPI adalah sebuah propaganda. Sementara itu, studi tentang propaganda memperlihatkan bahwa pesan satu sisi hanya berjalan baik pada orang terten— terhadap pesan ' (NPI), mulai sepanj ang dan hal-hal yang dan antara lain tu, yaitu mereka yang sejak semula setuju tersebut dan mereka yang berpendidikan rendah. Kelompok Bioskop 21 sendiri nampaknya ingin menjaring masyarakat dengan status sosial tertentu yang mampu untuk membeli tiket pertunjukan seharga Rp 4.000,- sampai Rp 7.000,-. Karenanya, peneliti tertarik untuk mengetahui tanggapan penonton bioskop Kelompok 21 atas pemutaran film GPI / NPI tersebut. Pendekatan yang digunakan adalah kuantitatif dengan didukung data kualitatif dari responden dan orang-orang kompeten di bidang perfilman. Data dikumpulkan melalui survei di lapangan dan diperoleh melalui teknik wawancara berstruktur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penonton Kelompok Bioskop 21 tidak berminat terhadap film GPI / NPI. Hal ini disebabkan karena mutu film kurang bagus. Responden juga kurang tertarik dengan film GPI / NPI karena tema-tema yang diangkat tidak lagi menyajikan kebaruan. Temuan menarik lain dari penelitian ini bahwasannya responden tidak menyukai isi pesan GPI / NPI yang pemerintah dan hanya menunjukkan sisi positif pembangunan semata. Sehingga responden berpendapat film GPI / NPI adalah sebuah propaganda pemerintah. cenderung menampilkan proyek Walau demikian, responden menyatakan bahwa kebutuhan akan film semacam ini tetap ada, dimana unsur informasi adalah hal yang paling diutamakan. Karenanya bila film dengan misi khusus semacam GPI / NPI ini tetap ingin dibuat hendaknya dari segi teknis harus dilakukan pembenahan. Apapun bentuknya, film f^arus dibuat dengan pendekatan seni yang tentunya mengandung keindahan. Selain itu, tema-tema yang diangkat hendaknya sederhana namun berkaitan erat dengan kebutuhan khalayak. Tak kalah pentingnya adalah tentang isi pesan, hendaknya tak hanya memaparkan satu sisi pesan sehingga kesan propaganda pun dapat dihindari. |
S4009-MT Siera Santi.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S4009 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1993 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xi, 169 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S4009 | 14-23-90784718 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20284152 |