Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan kualitas pelet kompos berbasis kotoran kambing hasil biofiltrasi gas N2O selama 12 jam terhadap pupuk yang beredar luas di pasaran. Penentuan kualitas ini dilakukan dengan uji karakteristik fisik (pH, kandungan air, kapasitas retensi kelembaban, densitas, porositas, dan durabilitas), kimia (kandungan nutrisi dan logam), kematangan (stabilitas dan perkecambahan), dan mikroba. Sampel yang digunakan antara lain pelet kompos berbasis kotoran kambing hasil biofiltrasi dengan zat perekat berupa tepung sagu (15:85 & 10:90), terigu (15:85), dan beras (15:85). Hasil dari penelitian ini menunjukan pelet kompos berbasis kotoran kambing dengan zat perekat tepung sagu (10:90) memiliki karakteristik fisik yang lebih baik dibandingkan dengan Super Tani. Adapun mengenai karakteristik kimia dan kematangan yang diuji menghasilkan kualitas yang relatif sama dengan Super Tani. The purpose of this research is to considerating the quality of the manure-based goat compost pellet after N2O gas biofiltration for 12 hours toward the common organic fertilizer. Determination of these qualities will be done by characterizations of microbiological identification, chemical (nutrition and metal composition), maturity (stability and germination test), and physical (pH, water content, moisture retention capacity, density, porosity, and durability) properties. There are four types of goat?s manure compost pellets in this research; sago starch (10:90 & 15:85), rice starch (15:85), and wheat starch (15:85). The data shows the manure-based goat compost pellet with the sago starch is the better organic fertilizer than Super Tani organic fertilizer in physical characteristics, but relative the same in chemical and maturity characteristics. |