Enam tahun terakhir dimana televisi swasta diizinkan di Indonesia, radio mengalami masa perkembangan yang menarik. Ancaman televisi terhadap perebutan khalayak dan pemasang iklan, telah menjadikan radio sebagai media yang spesifik dengan segmentasi khalayak sasaran yang lebih tajam. Usaha mengkhususkan diri pada kelompok pendengar tertentu ini menjadi strategi menghadapi persaingan antara radio dengan televisi atau dengan radio siaran lain yang berkembang pesat. Strategi ini juga dilakukan Radio Delta Insani FM yang memilih format oldies dengan khalayak sasaran usia 40 tahun ke atas. Persaingan antara media massa ini dapat dianalogikan sebagai persaingan antara populasi makhluk hidup yang memiliki slumber penunjang kehidupan yang sama. Analogi ini didasarkan pada suatu teori dari ilmu Ekologi modern; yaitu Teori Niche yang diterapkan dalam penelitian komunikasi massa dengan pendekatan Uses and Gratifications. Pendekatan Uses and Gratifications yang melihat bagaimana khalayak menggunakan media massa untuk memenuhi kebutuhan mereka apa harapan terhadap media dan kepuasan yang diperoleh digabungkan dengan teori Niche untuk menganalisa persaingan antara media massa dalam memenuhi kebutuhan khalayaknya. Karena itu, melalui perhitungan superioritas dari teori Niche, dapat diketahui media mana yang lebih unggul dari media saingannya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa medium televisi lebih unggul pada dimensi kognitif, sementara radio Delta unggul pada dimensi afektif. Sedangkan pada dimensi konatif, radio Delta dan televisi menunjukkan keunggulan yang sama. Akhirnya dapat disimpulkan bahwa radio Delta dan televisi dalam hal persaingan memenuhi kebutuhan khalayak ini, memiliki hubungan yang disebut interchangeability (sating mengisi satu sama lain). |