Fenomena anak jalanan di Indonesia terutama di kota-kota besar, sudah semakin menjadi masalah kesejahteraan sosial yang serius karena jumlahnya yang terus meningkat secara signifikan baik kualitas maupun kuantitas. Adapun penyebab fenomena anak jalanan ini merupakan gabungan dari berbagai faktor; mulai dari tingkat mikro, tingkat meso, sampai tingkat makro. Oleh karena itu, anak selalu berada dalam posisi yang tidak berdaya bahkan untuk menentukan nasib mereka sendiri. Berangkat dari kondisi tersebut, pada saat ini banyak sekali lembaga pelayanan pengembangan masyarakat (LSM) dengan berbagai bentuk pendekatannya, berusaha mengatasi permasalahan anak jalanan. Selain perhatian dari pemerintah melalui kebijakannya, LSM-LSM ini berusaha untuk membantu memberdayakan keadaan anak jalanan menjadi anak yang berguna dan memiliki kualitas sebagai generasi penerus bangsa di masa depan. Beberapa pendekatan yang dikenal dan diterapkan oleh berbagai LSM saat ini, yaitu street based, centre based dan community based. Street based merupakan penanganan di jalan di mana anak jalanan berada (berfungsi perlindungan), centre based merupakan penanganan di sebuah lembaga/panti/pusat pelayanan (berfungsi rehabilitasi), sedangkan community based merupakan penanganan yang melibatkan seluruh bagian dari masyarakat terutama keluarga atau orang tua anak jalanan (berfungsi preventif). Ketiga strategi pendekatan ini mempunyai keunikannya sendiri dan akan lebih berfungsi efektif jika diterapkan pada anak jalanan yang tepat sasaran. Penelitian ini ingin memfokuskan pada strategi pendekatan melalui centre based yang akan dilihat keberhasilannya dari sudut pandang anak-anak yang didampingi dalam centre based tersebut. Dengan kata lain penelitian ini ingin melihat bagaimana anak jalanan memberikan makna terhadap apa yang dilakukan oleh centre based terhadap diri mereka. Centre based yang dimaksud adalah Yayasan Kasih Mandiri (YKM) cabang Pasar Minggu dan Cimanggis karena centre based ini telah berdiri selama 6 tahun dan masih terlihat konsisten dengan tujuan dan fungsi utamanya. Sedangkan kriteria informan yang dipilih dalam penelitian ini adalah informan yang menonjol (paling pintar, paling rajin, paling tua, dan satu informan perempuan sebagai pembanding ketiga informan laki-laki yang lain) dan telah tinggal lebih dari 1 tahun dalam centre based tersebut. Metode penelitan yang digunakan adalah kualitatif dengan tipe deskriptif melalui wawancara mendalam dan studi literatur sebagai data pelengkap yang dapat mendukung penggalian realitas yang ditemui. Selain itu, peneliti juga melakukan live in (tinggal bersama) di centre based tersebut selama sebulan dengan frekuensi tiga hari dalam seminggu dalam rangka observasi lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa informan memberikan makna yang positif terhadap centre based bagi perkembangan dan peningkatan kualitas diri mereka. Hal ini berarti YKM sebagai sebuah centre based telah berhasil menjalankan fungsi rehabilitasi bagi mantan anak jalanan yang menjadi asuhannya. Walaupun pada kenyataannya, YKM juga tidak terlepas dari kritik dan saran dari informan yang merupakan masukan/feedback yang baik untuk perkembangan dan peningkatan pelayanannya. |