gambaran altruisme dan nilai yang dimiliki oleh suami yang menjadi pengajar di Rumah Singgah
Farah Zubaidillah;
Sri Fatmawati Mashoedi, supervisor; Rizka Halida, supervisor
(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010)
|
Pesatnya peningkatan jumlah anak jalanan di Indonesia diikuti oleh munculnya rumah singgah yang didirikan oleh swadaya masyarakat. Tanpa bantuan dana dari pemerintah, kebanyakan rumah singgah mengalami keterbatasan finansial, sehingga orang yang berkecimpung di sana hanya bersifat sukarela, tanpa menerima upah. Adanya fenomena suami yang menjadi pengajar di rumah singgah merupakan contoh unik dari perilaku altruisme, karena hal ini berpotensi menimbulkan masalah yang terkait dengan tanggung jawabnya di keluarga. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apa saja yang mendorong mereka melakukan hal tersebut, beserta nilai-nilai yang mendasarinya. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara dan observasi terhadap tiga orang subjek. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dua dari tiga orang subjek yang diteliti memenuhi jenis motivasi empathy-altruism hypothesis, sedangkan satu orang lainnya memenuhi motivasi negative-state relief model dan empathic joy hypothesis. Meskipun menurut Schwartz (1994) bertentangan, kedua kelompok nilai openness to change dan conservation dalam penelitian ini ditemukan dapat mendorong perilaku yang sama sekaligus, yaitu perilaku subjek mengajar di rumah singgah. Satu orang subjek memiliki keseluruhan nilai dalam dimensi tersebut, sedangkan dua lainnya memiliki nilainilai self-direction, stimulation, tradition, dan security yang mendorongnya melakukan pekerjaan tersebut. The increasing number of children on the Street in Indonesia followed by many shelters which establish. Without any finance support from the govemment, most of them just funding theirselves with limited condition. Therefore the social workers contributing their efforts voluntary, not with Standard wage. The husbands working in shelters are unique phenomenon of the altruism behavior. It is possible to make a trouble in their family because of their responsibility. The research purpose is to know about the reason and values driving their altruism behavior. This research has qualitative approach. Researcher interviewed and observed three respondents. The result showed two of three respondents suitable for empathy-altruism hypothesis, and the one suitable for negative-state relief model and empathic joy hypothesis. About the values, Schwartz (1994) argued that openness to change and conservation values are contradicted each others. In fact, researcher have got the values compatible for emerging their altruism behavior. Only one subject has all of these values and others have self-direction, stimulation, tradition, and security values. |
S3625-Farah Zubaidillah.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S3625 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama badan : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2010 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xii, 110 pages ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S3625 | 14-19-935700325 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20285487 |