Televisi sebagai media massa mempunyai pengaruh yang kuat terhadapaudiensnya, banyak renelitian yang telah membuktika hal tersebut. Gerbner (1956)melakukan studi tentang efek televisi terhadap individu yang terkena terpaan televisi danyang tidak terkena terpaan, dari hasil J?enelitiannya dihasilkan Cu?tivation Theory. Di sania menjelaskan bahwa terpaan tayarigan televisi yang berkesinambungan mempengaruhipola pikir seseorang. T elevisi sebagai media, menampilkan realitas yang dibentuk · olehpekerja media. ealitas ini akan tert am dalam benak audien yang lambat laun akanmenjadi realita s0sial. Penanaman ini terjadi dalam kurun waktu tertentu. Banyak lagipenelitian yang telah membuktikan pengaruh elevisi.Penelitian ini pu masih.. dalam rangkaian pembuktian pengaruh televisi terhadapindividu, hanya saja jenis pengaruh yang menjadi fokus perhatian adalah pengaruhterhadap nilat-nilai religius yang dimiliki oleh . individu. Banyak anggapan bahwatelevisimempunyai andil terhadap turunnya nilai-nilai masyarakat dewasa ini, namunpembuktian dari an gapan tersebut ja ang sekali ditemukan. Penelitian ini mencobamenjawab tantangan tersebut.Pengaruh televisi terhadap individu tidak dilihat sebagai proses linear yang kaku,seakan-akan tidak ada faktor lain yang turut mempengaruhi proses tersebut. Kondisilingkugan sekitarnya ataupun bentuk-bentuk pengaruh dari keluarga dan ternansepermainan turut membentuk nil i religius p,ada indiviou. Faktor-faktor lain dalamproses tersebut berusaha diketengahkan dalam penelitian in·, namun penelitian ini tetapmemfokuskan pada kajian efek media tersebut, yakni pengaruh televisi terhadapreligiusitas seseorang. Apakah televisi menimbulkan efek yang mempengaruhi sistemreligius seseorang dengan latar belakang sistuasi religius lingkungan sekitarnya.Latar belakang kondisi religius ini yang kemudian oleh Geertz dikategorikanmenjadi santri, abangan, dan priyayi ini kemudian banyak digunakan sebagai bahanacuan dalam pengkategorian masyarakat Jawa. Hanya saja kemudia pengkategorian inimendapat banyak bantahan, karena abangan dan santri merupakan pengaktegorianberdasarkan status religiusnya sedangkan priyayi lebih merupakan pengaktegorianberdasarka status sosial yang dihubungkan dengan kedekatan pada komunitas keraton Penggunaan santri dan abangan dalam penelitia ini ingin menghindari kerancuanpengaktegorian tersebut namun masih tetap melihat latar belakang religisu individu.Santri digunakan untuk menunjuk pada se~orang yapg menuntut ilmu di pesantrendan bertempat tinggal di sana. Istilah ini juga digunakan untuk menunjuk kelompok salahsatu agama yang berada di Jawa, yang ditandai dengan ketaatan dalam menjalankanibadah ritual serta berpegang teguh kepada doktrin agama. Abangan secara harfiah berartimerahan, istilah ini dignakan untuk menunjuk 'kelompok yang mengaku muslim, tetapikurang acuh terhadap doktrin agama dan terpesona oleh detail keupacaraan dan slametan.Kondisi masyarakat semacam ini masih terlihat di Cirebon. Pengambilan populasi padamasyarakat Cirebon didasarkan pada latar belakang sejarahnya. Cirebon pernah menjadipusa penyebaran Islam pada akhir abad 18, di tempat ini pula pernah tinggal SunanGunung Jati salah satu dari Wali Songo yang menyebarkan Islam di Jawa. Kemudianmasyarakat Cirebon mernitiki karakteristik masyarakat yang dapat digolongkan pada duaklasifikasi tersebut. perbedaan yang menyolok pada masyarakat tersebut adalah denganbanyaknya pesantren yang berkembang di Cirebon namun banyak pula masyarakat yangmasih menganut adat peninggalan nenek moyang mereka.Penggunaan media jika dilihat dari teori uses and effect memiliki tiga unsur ..Pertama adalah konse uensi, konsekuensi di sini adalah e(ek kehilangan waktu, tidakmelakukan tindakan lain dan segala sesuatunya karena menggunakan media kedua adalaheffect, effect disini adalah pengaruh yang terjadi pada individu ~ena isi media yangdigunakan. Ketiga adalah konsefeks, . konsefeks disini adalah akibat yang dihasilkansecara bersama-sama antara konsekuensi dan dan effect pada seseorang. Sedangkanreligius sebagai efek dilihat dalam tiga'dimensi efek, kognitif: afektif: dan konati£Sesuai dengan paradigma positivis, penelitian ini menggunakan teknik analisastatistik alpha cronbach, t test, pearson correlation, regresi linear, dan z test untuk duasampel independen. Sedangkan pengumpulari data primer menggunakan kuesioner,namun untuk mendukung interpretasi penelitian ini menggunakan data literatur danwawancara terhadap tokoh yang kompeten. Pengambilan sampel menggun.ak,an{lustering. sampling, sampel yang ditarik adalah 30 responden dari masing-masing karakteristik.Clustering sampling ini mengakibatka hasil penelitian hanya bisa dilihat pada populasiyang berdekatan dengan sampe~ tidak bisa diterapkan pada kelompok populasiAnalisa data yang melihat sampai hubungan p~ masing-masing dimensimembuktikan beberapa hipotesis penelif ditolak, nilai signifikansi tidak mencapaibatas maksimum yang diperbOle an. Secara umum kesimputan yang dapat ditarikadalah pola religius Santri memiliki religiusitas yang kuat. Sedangkan pada masyarakatabangan po Ia religiusnya cenderung lebih lemah dibandingkan sntri. Nilai-nilai religius· masyarakat abagan kuat pada level kognitif, tetapi pada level selanjutnya semakinmelemah. Pola menonton televisi santri hanya untuk · mengisi waktu luang saja,sedangkan pada masyarakat abangan pola menonton televisi masyarakat abanganmerupakan masyarakat yang melakukan pemilihan cara televisi.Hampir semua pengujian yang memasukkkan variabel ketiga tidak signifikan.Berarti bahwa sosialisasi agama tidak mempengaruhi hubungan antara variabelindependen dan dependen. Ada uji antar hubungan yang ~cara signifikan membuktikanbahwa variabel ternan dan keluarga ini mempengaruhi hubungan antara televisi danreligiusitas. Pada masyarakat santri variabel ternan mempengaruhi hubungan televisi dan religiusitas pada hubungan antara konsekuensional dengan religisusitas, konsekuensionaldengan aspek kognitif religiusitas, dan konsekuensional dengan aspek afektif religiusitas.Hubungan antara isi televisi dan religiusitas temyata berbanding positif. Efektelevisi mempunyai arah positif terhadap religiusitas, semakin besar efek yang terjadimaka sernakin besar pula religiusitas seseorang. Jadi semakin menggunakan isi televisimaka sernakin religius. Hal ini karena sampel memiliki penanaman religiusitas yang kuat.Keinudian hal ini membe~t~ filter pada mereka untuk menerirna pengaruh dari televisi.Penggunaan pandaiigan active audiens yang melatar belakangi teori uses and effect. telah dibuktikan pada sampel yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini sudahberusaha membuktikan hubungan antara penggunaan televisi dengan efek religiusitasaudiens. Namun disadari penelitian ini masih tetap memiliki kekurangan |