ABSTRAK Dalam sistem kekerabatan mathlineal, adat menempatkan perempuan di Minangkabaumemiliki kedudukan atau derajatyang sama dengan laki-laki yang disebut dengan egaliter (Naim,1990). Dengan budaya yang ada Syarifuddin (1989) menyatakan bahwa perempuanMinangkabu lebih mandiri dibandingkan dengan perempuan masyarakat Indonesia lainnya.Reenen pun (1984) memperkuat bahwa perempuan Minangkabau yang berada di kotamenunjukkan ketergantungan yang cukup tinggi pada suaminya dibandingkan denganperempuan di desa.Tetapi Navis (1990) menyebutkan bahwa di Minangkabau saat ini telahterjadi kecenderungan deidentifikasi budaya pada perempuan Minangkabau setelah memperolehpendidikan kebudayaan Baratyang memiliki sistem patrilineal. Naim (1991) mengatakan bahwapada saat ini, tanggung jawab dari kaum (kelompok suku) terhadap perempuan sudah mulaiberkurang, sehingga perempuan Minangkabau sudah mulai 'dilepaskan' oleh kaumnya. Dalamarti ikatan pada adat Minangkabau makin mengendur, sehingga perempuan Minangkabau haruslebih terikat pada keluarga intinya dibandingkan dengan keluarga besarnya.Berdasarkan teori Identitas Sosial Tajfel (1972, dinyatakan bahwa identitas sosial (Social Identity)adalah keadaan dimana individu merasa dirinya sebagai bagian dari suatu kelompok tertentu.Individu mengetahui bahwa ia merupakan milik dari suatu kelompok sosial dengan nilai danemosio; dari kelompok dirasa penting (significance) bagi keanggotaannya dalam kelompoktersebut. Nilai menurut Rokeach adalah keyakinan yang bertahan yang akan mengarahkanindividu untuk memilih suatu cara yang dianggapnya paling baik daripada cara yang lain dalambertingkah iaku atau mencapai tujuan. Berlandaskan dua teori dan situasi tersebut di ataspenelitian ini melihat perbedaan nilai kemandirian perempuan Minangkabau dan perbedaanIdentitas sosial perempuan Minangkabau yang dilihat pada dua generasi yang berbeda, yaitu ibudan anak. Subyek penelitian adalah 226 ibu dan anak perempuannya di 6 daerah di SumateraBarat yang dibagi berdasarkan pembagian wilayah Minangkabau. Data dikumpulkan melaluikuesioner. Dari hasil yang diperoleh disimpulkan bahwa ada hubungan antara nilai kemandiriandan identitas sosial pada perempuan Minangkabau, Tidak ada perbedaan nilai. kemandirianantara dua generasi yang berbeda, Tidak ada perbedaan identitas sosial antara dua generasiyang berbeda di Minangkabau saat ini.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa meskipun ada perbedaan nilaikemandirian ataupun identitas sosial pada ibu dan anak, tetapi perbedaan tersebut tidak cukupmemenuhi untuk dikatakan sebagai perbedaan yang berarti. Tetapi mungkin saja pada beberapavvaktu mendatang dapat menunjukkan hasil yang berbeda karena, skor yang diperoleh saat inihampin mendekati batas penerimaan secara statistik.Saran yang diberikan pada penelitian ini adalah penyebaran sampel yang lebih luas, perbaikannada alat yang dipergunakan dan penelitian lanjutan mengenai nilai kemandirian dan identitassosial perempuan Minangkabau dengan melakukan perbandingan dengan kelompok masyarakat non minagkabau. |