ABSTRAK Salah satu dampak pertumbuhan ekonomi Indonesia adalah kebutuhanakan penerbang yang handal terutama dalam membuat pertimbangan. Ini karenastatistik kecelakaan pesawat terbang menunjukkan bahwa pertimbangan-sesat merupakan penyebab utama kecelakaan (Thom, 1994).Pertimbangan adalah kegiatan membandingkan setiap alternatif yang ada(Jensen, 1989). Perbedaan individual dalam kemampuan membuat pertimbangandipengaruhi oleh sifat-sifat individu yang bersangkutan (Campbel & Bagshaw,1991). Menurut Jensen (1989) dan Krause (1995) pertimbangan-sesat, disebabkanoleh berinteraksinya salah satu dari 5 (lima) macam sifat berisiko yaitu antiotoritas, impulsif, kebal, macho, dan pasrah dengan pertimbangan yang dibuat.Sifat-sifat berisiko harus dihilangkan atau paling tidak dikurangiintensitasnya sejak awal seseorang mengikuti pendidikan penerbang. Ini berartiyang dibutuhkan tidak hanya alat yang dapat mendeteksi sifat-sifat berisiko tetapijuga menseleksi calon-calon penerbang.Alat yang selama ini digunakan untuk mengetahui keberadaan sifat-sifat berisiko adalah Jensen Attitude Inventory ScaIe for Pilot (JAISP). Namunalat ini baru dapat digunakan setelah seseorang memiliki pengalaman terbang.Tinjauan teoritis mengindikasikan adanya alat yang mungkin digunakan, yaituMeaning Questionaire (MQ). Ini karena MQ dan JAISP didasari teori sifat dariAllport dan mengukur sifat. MQ merupakan alat ukur sifat yang terdiri darisebelas kata sebagai stimulusnya.Penelitian ini adalah penelitian korelasional yang bertujuanmempertimbangkan kemungkinan penggunaan MQ sebagai salah satu alat seleksikepribadian penerbang, sekaligus menggantikan JAISP sebagai alat pendeteksisifat-sifat berisiko. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat bergunabaik bagi penyelenggara sekolah penerbangan maupun perusahaan penerbangandalam memilih calon-calon penerbang yang handal. Tinjauan teoritis yang dikemukakan terdiri dari teori sifat dari Allport,pengukuran sifat, sistem arti, penerbang dan sifat-sifatnya, serta kemungkinanpenggunaan MQ untuk mendeteksi sifat-sifat penerbang.Permasalahan yang akan dijawab dalam penelitian ini adalah apakah MQdapat digunakan mendeteksi sifat-sifat penerbang ? Permasalahan umum daripenelitian ini adalah: ?apakah sifat-sifat yang terukur melalui MQ dapat digunakanuntuk mendeteksi sifat-sifat pendukung dan sifat-sifat berisiko yang terukurmelalui JAISP??.Alat yang digunakan adalah JAISP dan MQ. pengolahan data dilakukandengan cara mengkorelasikan sifat-sifat yang terukur melalui kedua alat tersebut.Hasil yang diperoleh adalah sifat anti otoritas yang terukur melalui JAISPdapat dideteksi keberadaannya oleh sifat-sifat dominan, impulsif dan pertimbanganyang terukur melalui MQ. Sifat impulsif melalui keberadaan sifat swa kendali,penonjolan diri, dan sifat succorance. Sifat macho melalui sifat doronganberkuasa, extrovert (exvia-invia), succorance, dan sosial. Sifat kebal melalui sifat,dominan, penonjolan diri, penghargaan diri, dan penerimaan aturan, sorta sifatpasrah melalui keberadaan sifat pertimbangan.MQ ternyata dapat digunakan untuk mendeteksi kelima sifat beresiko padapenerbang yang terukur melalui JAISP. Adapun beberapa saran yangdikemukakan adalah anjuran penggunaan MQ sebagai alat ukur sifat penerbang,penyusunan ?kamus istilah sifat", adaptasi MQ sesuai dengan budaya Indonesia,pengembangan suatu program komputer untuk mempermudah pensekoran MQ,kerjasama dengan beberapa perusahaan penerbangan maupun dengan DSKUuntuk mempermudah perolehan sampel, dan perlunya dilakukan penelitian lanjutanterhadap MQ terutama mengenai kemungkinan penggunaannya secara luas diIndonesia, tidak hanya terbatas bagi penerbang saja. |