Stress reakulturasi: studi eksploratif pada peserta program AFS saat kembali ke Indonesia
Rr. Ripy Retno Hermijanti;
Siti Dharmayati B. Utoyo, supervisor; Elizabeth Kristi Poerwandari, supervisor
(Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995)
|
Peserta program pertukaran pelajar AFS adalah individu yang berada dalam tahap perkembangan remaja akhir. Mereka dikirim ke berbagai negara selama setahun untuk mengalami kehidupan dalam kebudayaan lain. Selama mengikuti program, proses akulturasi terjadi pada peserta. Pada saat kembali ke Iingkungan asal, mereka mengalami banyak perubahan dalam kondisi hidupnya. Perbedaan kebudayaan serta kondisi hidup menyebabkan peserta mengalami reakulturasi. Kenyataan bahwa peserta sedang mengalami tahap perkembangan remaja sekaligus mengalami perubahan kehidupan diperkirakan menimbulkan stres bagi peserta program. Penelitian ini bertujuan menggali tentang berbagai aspek yang menjadi sumber stres dan penghayatan yang dirasakan peserta AFS saat mereka kembali ke indonesia. Studi eksploratif ini menggunakan metode kuantitatif yaitu dengan pemakaian kuesioner dan didukung oleh metode kualitatif yang berupa wawancara terhadap delapan subyek. Kuesioner dirancang berdasarkan elisitasi yang dilakukan dengan menggunakan kerangka masalah reentry dari Asuncion-Lande (dalam Marsh, 1974). Aspek politik, pendidikan, sosial-budaya, bahasa, lingkungan fisik, hubungan interpersonal dan aspek perencanaan karir merupakan sumber stres yang dirasa mengganggu dalam penghayatannya bagi subyek. Dari hasil statistik, diperoleh bahwa semakin besar keberadaan sumber stres dalam suatu aspek, maka rasa terganggu yang timbul sebagai penghayatannya juga meningkat. Meskipun demikian, tingkat penghayatan antara satu aspek dengan lainnya berbeda tergantung kepada arti subyektif dari aspek tersebut bagi subyek. Pada remaja, arti subyektif dari aspek yang ada diwarnai oleh tugas perkembangannya. Dari analisa kuantitatif juga diperoleh bahwa dibandingkan dengan peserta yang kembali dari Amerika Serikat, peserta yang kembali dari negara Non-Amerika Serikat merasakan penghayatan stres yang lebih besar pada aspek bahasa dan hubungan interpersonal. Hal ini kemungkinan teijadi karena perbedaan kebudayaan yang lebih besar antara negara tempat menjalani program dengan lingkungan asal peserta. Penelitian lanjutan yang lebih spesifik dianjurkan untuk memperoleh gambaran yang lebih dalam dari berbagai faktor yang menimbulkan stres bagi peserta program. Selain itu, yayasan pengelola program dianjurkan untuk memberikan semacam konseling bagi peserta setelah lcembali ke lingkungan asal. |
S2415-Rr. Ripy Retno Hermijanti.pdf :: Unduh
|
No. Panggil : | S2415 |
Entri utama-Nama orang : | |
Entri tambahan-Nama orang : | |
Subjek : | |
Penerbitan : | Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1995 |
Program Studi : |
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text |
Tipe Media : | unmediated ; computer |
Tipe Carrier : | volume ; online resource |
Deskripsi Fisik : | xv, 137 pages ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S2415 | 14-18-955033516 | TERSEDIA |
Ulasan: |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20286604 |