ABSTRAK Pelajaran matematika sampai saat ini masih menjadi momok bagi para pelajar diberbagai belahan dunia. Materi matematika yang kompleks, guru yang galak, ditambahlagi teknik pengajaran yang tidak menyenangkan seringkali dijadikan alasan atasrendahnya motivasi belajar siswa di bidang. Hal ini dapat rnerugikan siswa karenatelah terbukti bahwa ilmu matematika dibutuhkan di berbagai bidang kehidupan manusia.Motivasi belajar matematika yang rendah pada akhirnya dapat membawa dampak burukbagi siswa itu sendiri, terutama pada prestasi belajar matematika mereka. Menyadaripentingnya motivasi belajar matematika, para tokoh pendidik mencoba mengajukanbeberapa cara untuk mengatasi hal tetsebut, salah satunya adalah dengan praktekpemberian umpan balik kepada siswa. Menurut Cole dan Chan (1987), bentuk-bentukumpan balik yang sering dipraktekkan di sekolah adalah umpan balik positif danknowledge of result. Dari berbagai hasil penelitian terbukti bahwa knowledge of resultlebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa karena selain mengandungumpan balik positif jenis umpan balik ini juga melibatkan umpan balik negatif. Dengandemikian, knowledge of result akan memberikan gambaran lengkap tentang kelebihandan kelemahan siswa sehingga siswa diharapkan dapat memperbaiki kekurangannya.Secara teoritis pemberian kedua bentuk umpan balik ini dapat memotivasi siswauntuk belajar. Namun dalam prakteknya praktek umpan balik tidak selamanya berhasilmeningkatkan motivasi belajar siswa. Pada penerapannya, umpan balik -terutama yangbersifat negatif- harus diterapkan dengan sangat hati-hati sesuai dengan kebutuhan siswa,khususnya terhadap siswa dengan harga diri akademik rendah. Mereka sangat rentandalam menerima evaluasi dari orang lain terutama yang bersifat negatif terhadap unjukkerja yang mereka tampilkan. Mereka dengan harga diri rendah ini memiliki kebutuhanyang besar akan penghargaan terhadap dirinya. Oleh karena itu umpan balik seyogyanyadiberikan kepada mereka dengan tujuan memuaskan kebutuhan harga diri tersebut. Jikakebutuhan akan harga diri telah terpuaskan maka diharapkan kebutuhan intelektul siswa(dalam hal ini motivasi belajar) akan bangkit. Hal ini sejalan dengan pemikiran Maslowmengenai hirarki kebutuhan. Dengan demikian siswa tidak dapat diharapkanmenampilkan motivasi belajar jika kebutuhan pada tingkat sebelumnya, yakni harga diribelum terpenuhi. Harga diri, sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi motivasibelajar matematika harus diperhatikan dengan seksama oleh guru sebelum menerapkanumpan balik.Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk menjawabpermasalahan ?Apakah ada pengaruh pemberian umpan halik terhadap motivasi belajarpada anak yang memiliki harga diri rendah ?? Lebih khusus, ?pemberian umpan balik manakah yang menghasilkan motivasi belajar yang lebih balk pada siswa dengan hargadiri rendah ; jenis umpan balik yang positif atau knowledge of result ?". Hipotesa yangakan diuji dalam penelitian ini adalah "mean gained score motivasi belajar matematikapada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoleh umpan balikpositif lebih tinggi secara signifikan daripada mean gained score motivasi belajarmatematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperolehknowledge of result.Penelitian ini melibatkan satu jenis variabel independen (independent variable),yaitu pemberian umpan balik (umpan balik positif dan knowledge of result ) yang ingindilihat perbedaan efektivitasnya pada peningkatan motivasi belajar siswa (sebagaivariabel dependen) dengan harga diri rendah. Untuk itu maka peneliti bermaksudmenyusun rancangan penelitian dengan menggunakan desain Randomized Two-GroupDesign Pretest-Postrest dan melakukan pengujian statistik dengan t-test terhadapperbedaan mean gained score kedua kelompok.Dalam penelitian ini yang secara khusus akan dilihat adalah motivasi belajar padamata pelajaran Matematika pada siswa tingkat SLTP kelas I dengan harga diri rendah.Dipilihnya siswa tingkat SLTP ini selain karena pada tingkat tersebut sering terjadi krisismotivasi belajar, juga karena siswa tersebut berada pada tahap remaja, dimana padatahap ini remaja sering melakukan proses evaluasi diri. Harter (1990) dan Santrock(1990) menyatakan bahwa evaluasi terhadap pengalaman keberhasilan dan kegagalanadalah salah satu faktor yang membantu terbentuknya harga diri. Ahli lain menambahkanbahwa masa remaja, terutama remaja awal (12-15 tahun) adalah suatu massa yang rawan,karena adanya transisi baik dari segi fisik, kognitif lingkungan, dan sebagainya. Padamasa ini remaja yang masih terheran-heran dengan berbagai perubahan dalam dan harusmembiasakan diri dengan perubahan tersebut dituntut pula untuk beradaptasi denganperubahan situasi sekolah. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan stress bagi remaja yangjika tidak teratasi dapat membawa dampak negatif dan akan terbawa ke tahapperkembangan selanjutnya.Dari penelitian ini terbuki bahwa ?mean gained score motivasi belajarmatematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperolehumpan balik positif tidak lebih tinggi secara signifikan daripada mean gained scoremotivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yangmemperoléh knowledge of result. Dengan demlkian hipotesa nol dalam penelitian iniditerima. Meskipun perbedaan efektivitas kedua umpan balik tersebut tidak terlacak,namun terlihat bahwa kedua umpan balik tersebut berhasil meningkatkan motivasi belajarmatematika siswa dengan harga diri akademik rendah.Di akhir penelitian akan dikemukakan beberapa saran sehubungan dengan hasilpenelitian. Saran-saran yang diajukan dalam penelitian ini berupa saran metodologis dansaran praktis. Saran metodologis diajukan untuk dijadikan pertimbangan dalampenyempurnaan penelitian selanjutnya, sementara saran praktis diperuntukkan bagi pihaksekolah dan orang tua agar lebih memperhatikan kebutuhan remaja awal, terutama yangberkaitan dengan proses pembelajaran. |