Full Description
Cataloguing Source | LibUI ind rda |
Content Type | text (rdacontent) |
Media Type | unmediated (rdamedia); computer (rdamedia) |
Carrier Type | volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier) |
Physical Description | viii, 153 pages : illustration ; 28 cm + appendix |
Concise Text | |
Holding Institution | Universitas Indonesia |
Location | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Availability
- Digital Files: 1
- Review
- Cover
- Abstract
Call Number | Barcode Number | Availability |
---|---|---|
S2512 | 14-18-540953807 | TERSEDIA |
No review available for this collection: 20286690 |
Abstract
ABSTRAK
Pelajaran matematika sampai saat ini masih menjadi momok bagi para pelajar di berbagai belahan dunia. Materi matematika yang kompleks, guru yang galak, ditambah lagi teknik pengajaran yang tidak menyenangkan seringkali dijadikan alasan atas rendahnya motivasi belajar siswa di bidang. Hal ini dapat rnerugikan siswa karena telah terbukti bahwa ilmu matematika dibutuhkan di berbagai bidang kehidupan manusia. Motivasi belajar matematika yang rendah pada akhirnya dapat membawa dampak buruk bagi siswa itu sendiri, terutama pada prestasi belajar matematika mereka. Menyadari pentingnya motivasi belajar matematika, para tokoh pendidik mencoba mengajukan beberapa cara untuk mengatasi hal tetsebut, salah satunya adalah dengan praktek pemberian umpan balik kepada siswa. Menurut Cole dan Chan (1987), bentuk-bentuk umpan balik yang sering dipraktekkan di sekolah adalah umpan balik positif dan knowledge of result. Dari berbagai hasil penelitian terbukti bahwa knowledge of result lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa karena selain mengandung umpan balik positif jenis umpan balik ini juga melibatkan umpan balik negatif. Dengan demikian, knowledge of result akan memberikan gambaran lengkap tentang kelebihan dan kelemahan siswa sehingga siswa diharapkan dapat memperbaiki kekurangannya.
Secara teoritis pemberian kedua bentuk umpan balik ini dapat memotivasi siswa untuk belajar. Namun dalam prakteknya praktek umpan balik tidak selamanya berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada penerapannya, umpan balik -terutama yang bersifat negatif- harus diterapkan dengan sangat hati-hati sesuai dengan kebutuhan siswa, khususnya terhadap siswa dengan harga diri akademik rendah. Mereka sangat rentan dalam menerima evaluasi dari orang lain terutama yang bersifat negatif terhadap unjuk kerja yang mereka tampilkan. Mereka dengan harga diri rendah ini memiliki kebutuhan yang besar akan penghargaan terhadap dirinya. Oleh karena itu umpan balik seyogyanya diberikan kepada mereka dengan tujuan memuaskan kebutuhan harga diri tersebut. Jika kebutuhan akan harga diri telah terpuaskan maka diharapkan kebutuhan intelektul siswa (dalam hal ini motivasi belajar) akan bangkit. Hal ini sejalan dengan pemikiran Maslow mengenai hirarki kebutuhan. Dengan demikian siswa tidak dapat diharapkan menampilkan motivasi belajar jika kebutuhan pada tingkat sebelumnya, yakni harga diri belum terpenuhi. Harga diri, sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar matematika harus diperhatikan dengan seksama oleh guru sebelum menerapkan umpan balik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk menjawab permasalahan ?Apakah ada pengaruh pemberian umpan halik terhadap motivasi belajar pada anak yang memiliki harga diri rendah ?? Lebih khusus, ?pemberian umpan balik manakah yang menghasilkan motivasi belajar yang lebih balk pada siswa dengan harga diri rendah ; jenis umpan balik yang positif atau knowledge of result ?". Hipotesa yang akan diuji dalam penelitian ini adalah "mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoleh umpan balik positif lebih tinggi secara signifikan daripada mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoleh knowledge of result.
Penelitian ini melibatkan satu jenis variabel independen (independent variable), yaitu pemberian umpan balik (umpan balik positif dan knowledge of result ) yang ingin dilihat perbedaan efektivitasnya pada peningkatan motivasi belajar siswa (sebagai variabel dependen) dengan harga diri rendah. Untuk itu maka peneliti bermaksud menyusun rancangan penelitian dengan menggunakan desain Randomized Two-Group Design Pretest-Postrest dan melakukan pengujian statistik dengan t-test terhadap perbedaan mean gained score kedua kelompok.
Dalam penelitian ini yang secara khusus akan dilihat adalah motivasi belajar pada mata pelajaran Matematika pada siswa tingkat SLTP kelas I dengan harga diri rendah. Dipilihnya siswa tingkat SLTP ini selain karena pada tingkat tersebut sering terjadi krisis motivasi belajar, juga karena siswa tersebut berada pada tahap remaja, dimana pada tahap ini remaja sering melakukan proses evaluasi diri. Harter (1990) dan Santrock (1990) menyatakan bahwa evaluasi terhadap pengalaman keberhasilan dan kegagalan adalah salah satu faktor yang membantu terbentuknya harga diri. Ahli lain menambahkan bahwa masa remaja, terutama remaja awal (12-15 tahun) adalah suatu massa yang rawan, karena adanya transisi baik dari segi fisik, kognitif lingkungan, dan sebagainya. Pada masa ini remaja yang masih terheran-heran dengan berbagai perubahan dalam dan harus membiasakan diri dengan perubahan tersebut dituntut pula untuk beradaptasi dengan perubahan situasi sekolah. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan stress bagi remaja yang jika tidak teratasi dapat membawa dampak negatif dan akan terbawa ke tahap perkembangan selanjutnya.
Dari penelitian ini terbuki bahwa ?mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoleh umpan balik positif tidak lebih tinggi secara signifikan daripada mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoléh knowledge of result. Dengan demlkian hipotesa nol dalam penelitian ini diterima. Meskipun perbedaan efektivitas kedua umpan balik tersebut tidak terlacak, namun terlihat bahwa kedua umpan balik tersebut berhasil meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dengan harga diri akademik rendah.
Di akhir penelitian akan dikemukakan beberapa saran sehubungan dengan hasil penelitian. Saran-saran yang diajukan dalam penelitian ini berupa saran metodologis dan saran praktis. Saran metodologis diajukan untuk dijadikan pertimbangan dalam penyempurnaan penelitian selanjutnya, sementara saran praktis diperuntukkan bagi pihak sekolah dan orang tua agar lebih memperhatikan kebutuhan remaja awal, terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran.
Pelajaran matematika sampai saat ini masih menjadi momok bagi para pelajar di berbagai belahan dunia. Materi matematika yang kompleks, guru yang galak, ditambah lagi teknik pengajaran yang tidak menyenangkan seringkali dijadikan alasan atas rendahnya motivasi belajar siswa di bidang. Hal ini dapat rnerugikan siswa karena telah terbukti bahwa ilmu matematika dibutuhkan di berbagai bidang kehidupan manusia. Motivasi belajar matematika yang rendah pada akhirnya dapat membawa dampak buruk bagi siswa itu sendiri, terutama pada prestasi belajar matematika mereka. Menyadari pentingnya motivasi belajar matematika, para tokoh pendidik mencoba mengajukan beberapa cara untuk mengatasi hal tetsebut, salah satunya adalah dengan praktek pemberian umpan balik kepada siswa. Menurut Cole dan Chan (1987), bentuk-bentuk umpan balik yang sering dipraktekkan di sekolah adalah umpan balik positif dan knowledge of result. Dari berbagai hasil penelitian terbukti bahwa knowledge of result lebih efektif dalam meningkatkan motivasi belajar siswa karena selain mengandung umpan balik positif jenis umpan balik ini juga melibatkan umpan balik negatif. Dengan demikian, knowledge of result akan memberikan gambaran lengkap tentang kelebihan dan kelemahan siswa sehingga siswa diharapkan dapat memperbaiki kekurangannya.
Secara teoritis pemberian kedua bentuk umpan balik ini dapat memotivasi siswa untuk belajar. Namun dalam prakteknya praktek umpan balik tidak selamanya berhasil meningkatkan motivasi belajar siswa. Pada penerapannya, umpan balik -terutama yang bersifat negatif- harus diterapkan dengan sangat hati-hati sesuai dengan kebutuhan siswa, khususnya terhadap siswa dengan harga diri akademik rendah. Mereka sangat rentan dalam menerima evaluasi dari orang lain terutama yang bersifat negatif terhadap unjuk kerja yang mereka tampilkan. Mereka dengan harga diri rendah ini memiliki kebutuhan yang besar akan penghargaan terhadap dirinya. Oleh karena itu umpan balik seyogyanya diberikan kepada mereka dengan tujuan memuaskan kebutuhan harga diri tersebut. Jika kebutuhan akan harga diri telah terpuaskan maka diharapkan kebutuhan intelektul siswa (dalam hal ini motivasi belajar) akan bangkit. Hal ini sejalan dengan pemikiran Maslow mengenai hirarki kebutuhan. Dengan demikian siswa tidak dapat diharapkan menampilkan motivasi belajar jika kebutuhan pada tingkat sebelumnya, yakni harga diri belum terpenuhi. Harga diri, sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi motivasi belajar matematika harus diperhatikan dengan seksama oleh guru sebelum menerapkan umpan balik.
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini ditujukan untuk menjawab permasalahan ?Apakah ada pengaruh pemberian umpan halik terhadap motivasi belajar pada anak yang memiliki harga diri rendah ?? Lebih khusus, ?pemberian umpan balik manakah yang menghasilkan motivasi belajar yang lebih balk pada siswa dengan harga diri rendah ; jenis umpan balik yang positif atau knowledge of result ?". Hipotesa yang akan diuji dalam penelitian ini adalah "mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoleh umpan balik positif lebih tinggi secara signifikan daripada mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoleh knowledge of result.
Penelitian ini melibatkan satu jenis variabel independen (independent variable), yaitu pemberian umpan balik (umpan balik positif dan knowledge of result ) yang ingin dilihat perbedaan efektivitasnya pada peningkatan motivasi belajar siswa (sebagai variabel dependen) dengan harga diri rendah. Untuk itu maka peneliti bermaksud menyusun rancangan penelitian dengan menggunakan desain Randomized Two-Group Design Pretest-Postrest dan melakukan pengujian statistik dengan t-test terhadap perbedaan mean gained score kedua kelompok.
Dalam penelitian ini yang secara khusus akan dilihat adalah motivasi belajar pada mata pelajaran Matematika pada siswa tingkat SLTP kelas I dengan harga diri rendah. Dipilihnya siswa tingkat SLTP ini selain karena pada tingkat tersebut sering terjadi krisis motivasi belajar, juga karena siswa tersebut berada pada tahap remaja, dimana pada tahap ini remaja sering melakukan proses evaluasi diri. Harter (1990) dan Santrock (1990) menyatakan bahwa evaluasi terhadap pengalaman keberhasilan dan kegagalan adalah salah satu faktor yang membantu terbentuknya harga diri. Ahli lain menambahkan bahwa masa remaja, terutama remaja awal (12-15 tahun) adalah suatu massa yang rawan, karena adanya transisi baik dari segi fisik, kognitif lingkungan, dan sebagainya. Pada masa ini remaja yang masih terheran-heran dengan berbagai perubahan dalam dan harus membiasakan diri dengan perubahan tersebut dituntut pula untuk beradaptasi dengan perubahan situasi sekolah. Kondisi seperti ini dapat menimbulkan stress bagi remaja yang jika tidak teratasi dapat membawa dampak negatif dan akan terbawa ke tahap perkembangan selanjutnya.
Dari penelitian ini terbuki bahwa ?mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoleh umpan balik positif tidak lebih tinggi secara signifikan daripada mean gained score motivasi belajar matematika pada kelompok siswa SLTP dengan harga diri rendah yang memperoléh knowledge of result. Dengan demlkian hipotesa nol dalam penelitian ini diterima. Meskipun perbedaan efektivitas kedua umpan balik tersebut tidak terlacak, namun terlihat bahwa kedua umpan balik tersebut berhasil meningkatkan motivasi belajar matematika siswa dengan harga diri akademik rendah.
Di akhir penelitian akan dikemukakan beberapa saran sehubungan dengan hasil penelitian. Saran-saran yang diajukan dalam penelitian ini berupa saran metodologis dan saran praktis. Saran metodologis diajukan untuk dijadikan pertimbangan dalam penyempurnaan penelitian selanjutnya, sementara saran praktis diperuntukkan bagi pihak sekolah dan orang tua agar lebih memperhatikan kebutuhan remaja awal, terutama yang berkaitan dengan proses pembelajaran.