:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Atribut dan proses persahabatan (Studi diskriptif pada mahasiswa dan mahasiswi perantau di Universitas Indonesia)

Junita Kartono; Amarina Ashar Ariyanto, supervisor; Elizabeth Kristi Poerwandari, supervisor (Universitas Indonesia, 1996)

 Abstrak

Sebagai makhluk sosial, setiap manusia memiliki hasrat dan berupaya menjalin hubungan dengan manusia lain. Kualitas hubungan yang dijalin menentukan sejauhmana hidup manusia menjadi bermakna, memuaskan, dan produktif.
Keintiman dalam hubungan sosial merupakan sumber utama kenyamanan dan pertahanan terhadap krisis sepanjang siklus kehidupan (Sloan & L?Abate, 1985, dalam Turner & Helms, 1991). Relasi yang hangat Sangat dibutuhkan oleh kaum remaja yang mengalami transisi fisik, psikologis, dan sosial. Hubungan yang dekat dan mesra dengan orang lain dapat dijalin melalui pernikahan atau dengan persahabatan. Dalam penelitian ini penulis memusatkan perhatian pada hubungan persahabatan karena persahabatan dapat dijalin oleh berbagai individu dari herhagai tahapan usia dan orang-orang yang telah menikahpun masih membutuhkan kehadiran sahabat.
Persahabatan bukanlah sekedar keadaan, melainkan suatu perasaan yang mendalam dan dapat disadari namun sukar dilukiskan dengan kata-kata (Pogrebin, 1987). Menurut Block (1981, dalam Soekandar, 1989) persahabatan sukar didefinisikan secara tepat karena setiap individu memiliki konsep yang berbeda tentang persahabatan sehingga tidak ada standar yang tepat untuk semua orang.
Untuk memahami persahabatan, diperlukan pengetahuan tentang model atau sistemnya, yang disebut pola persahabatan. Pola persahabatan terdiri dari atribut, proses, dan fase persahabatan. Atribut persahahatan adalah sifat yang menjadi ciri khas atau unsur-unsur yang penting dan saling terkait yang mewarnai persahabatan. Atribut-atribut persahabatan meliputi rasa suka timbal balik, keterbukaan, loyalitas atau komitmen, kepercayaan, kesetaraan dan kemiripan, penghormatan dan kebebasan terhadap sahabat, dan pertukaran bantuan. Yang dimaksud dengan proses persahabatan adalah berbagai pemikiran (kognitif), perasaan atau reaksi emosi (afektif) dan tingkah laku yang terjadi selama berlangsungnya persahabatan. Sedangkan fase-fase persahabatan adalah pembentukan, pemeliharaan, dan pemutusan persahahatan (Hartup, 1975; Pogrebin, 1987: Becker, 1992: Blieszner & Adams, 1992: Fisher & Adams, 1994).
Penelitian ini diadakan untuk memperoleh gambaran lebih luas mengenai atribut dan proses persahabatan. Fase-fase persahabatan tidak diteliti karena akan memakan waktu yang cukup lama-sehingga memerlukan studi longitudinal. Sebagai tambahan, diteliti pula permasalahan utama yang dirasakan oleh para mahasiswa dan mahasiswi perantau, yang akan mewarnai pola persahabatan mereka.
Subjek penelitian ini adalah para mahasiswa dan mahasiswi perantau di Universitas Indonesia, dengan pertimbangan adanya pengaruh usia (Blieszner & Adams, 1992) dan kebutuhan pribadi terhadap pola persahabatan (McAdams, 1982, dalam Brehms, 1991). Dalam hal ini peneliti melihat pentingnya peran sahabat dalam meringankan tekanan-tekanan yang dirasakan oleh para mahasiswa dan mahasiswi selaku kaum remaja yang mengalami berbagai perubahan fisik, emosi, dan sosial. Selain itu, peran sahabat menjadi lebih penting lagi bagi para mahasiswa dan mahasiswi perantau yang dituntut untuk menyesuaikan diri dengan efektif pada lingkungan sosial budaya yang baru dan asing. Kondisi-kondisi lingkungan fisik, biologis, psikologis, dan budaya yang asing bagi mereka akan menimbulkan kebutuhan-kebutuhan pribadi yang beragam pula, yang selanjutnya akan mempengaruhi sikap dan tingkah laku mereka dalam kontak sosial, khususnya persahabatan.
Penelitian yang bersifat deskriptif ini dilakukan dengan angket dan wawancara terstruktur. Angket digunakan untuk menggali permasalahan utama yang dirasakan oleh para mahasiswa dan mahasiswi perantau di UI, sedangkan lembar wawancara digunakan untuk memperoleh gambaran tentang atribut dan proses persahabatan. Data-data yang diperoleh dianalisa secara kuantitatif dan kualitatif.
Dari hasil angket DPM diperoleh 3 permasalahan utama yang paling banyak dirasakan oleh para mahasiswa dan mahasiswi perantau ialah :(1) Penyesuaian Studi: (2) Psikologis pribadi; dan (3) Cita-cita karir masa depan. Permasalahan utama yang dirasakan oleh para subjek secara langsung atau tidak langsung memang mewarnai atribut, proses, dan kelangsungan persahabatan mereka.
Berdasarkan hasil wawancara terstruktur, diketahui bahwa yang memhedakan antara sahahat dan teman adalah tingkat keterbukaan, sahabat dipandang sebagai sumber bantuan (fungsi utama), rasa aman, perhatian, menambah wawasan pergaulan, dan tempat pencurahan perasaan. Atribut-atribut persahabatan meliputi (1) rasa suka timbal balik dan kedekatan yang timbul arena adanya keterbukaan, toleransi, perhatian, empati, kepekaan, dan kemampuan bergaul; (2) kesetaraan dan kemiripan yang dianggap penting adalah dalam hal agama, usia, pandangan/visi, hobby, sifat, tingkat sosial ekonomi, keluarga, pendidika, dan kecerdasan; (3) keterbukaan atau pengungkapan diri tampak dalam membicarakan masalah pribadi, studi, keluarg, pergaualan, keuangan, pengalaman sehari-hari, masa depan, dan juga soal-soal keagamaan; (4) kepercayaan merupakan hal yang penting ada dalam persahabatan mereka, dan bentuk-bentuk umumnya adalah menceritakan dan menjaga rahasia, kesiapan membantu, dan ketidajengganan minta bantuan; (5) loyalitas atau komitmen didefinisikan sebagai kepercayaan, keikutsertaan sahabat dalam kegiatannya, dan kerelaan membela sahabat; (6) penghormatan dan kebebasan terhadap pendapat sahabat terwujud dalam anggapan bahwa sahabat adalah penting sebagai salah satu masukan yang kemudian menjadi bahan pertimbangan dalam memutuskan sesuatu, namun tidak sampai mendominasi kehidupan atau menenggelamkan pendapat mereka sendiri; (7) saling bantu yang tampil dalam persahabatan para mahasiswa dan mahasiswi perantau meliputi bantuan dukungan semangat, saran-saran, perhatian, penghiburan, pandangan (dalam agama, dan sebagainya), tenaga , waktu, dan uang.
Sedangkan proses-proses persahahatan adalah (1) proses kognitif yang terdiri dari konsep dan harapan tentang persa- habatan, sahabat, dan diri sendiri: (2) proses afektif berupa merasa bebas mengungkapkan diri, lebih berempati, puas, percaya, berkomitmen untuk meneruskan hubungan (reaksi-reaksi emosi positif), atau acuh tak acuh (reaksi emosi negatif): (3) proses-proses tingkah laku yang mencakup meningkatnya komunikasi, keakraban, pengekspresian afeksi (tingkah laku positif), atau berkurangnya komunikasi dan pertukaran bantuan (tingkah laku negatif).
Secara umum, penelitian ini bertujuan memberikan sedikit sumbangan bagi khasanah penelitian tentang persahahatan yang belum banyak didalami. Secara khusus, penelitian ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang lebih lengkap tentang atribut, proses, dan kelangsungan persahabatan, serta pengaruh permasalahan utama yang dirasakan oleh subjek penelitian terhadap persahabatannya.
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang berarti bagi peneliti lain, menambah pengetahuan pembaca, sebagai awal upaya preventif terhadap permasalahan remaja pada umumnya, dan mahasiswa perantau khususnya, serta mendorong timbulnya ide-ide penelitian baru.

 File Digital: 1

Shelf
 S2534-Junita Kartono.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S2534
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 1996
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : xi, 167 pages ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S2534 14-18-461847713 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20286710