ABSTRAK Pada masa dewasa muda, keintiman (intimacy) merupakan sesuatu yangmenjadi perhatian. Keintiman tidak saja dapat dicapai melalui hubunganperkawinan, tetapi juga melalui sejumlah bentuk hubungan yang Iain, misalnya,persahabatan. Persahabatan dapat dibentuk, baik dengan orang-orang dari jeniskelamin yang sama maupun dengan lawan jenis. Untuk orang-orang yang telahmenikah, persahabatan terkadang dipandang sebagai sesuatu yang dapatmengacaukan fungsi perkawinan, apalagi jika persahabatan yang dibentuk adalahpersahabatan lawan jenis.Umumnya, masyarakat memandang bahwa seseorang yang telah menikahseharusnya memperoleh semua kebutuhan dari pasangannya dan tidakmengembangkan hubungan dengan orang di Iuar pasangan, apalagi jika hubungandibina dengan lawan jenis. Hal ini tampaknya diperkuat oleh norma budaya yangkurang mendukung persahabatan lawan jenis. Dikatakan bahwa persahabatanjenis ini hampir selalu dikaitkan dengan adanya keterlibatan unsur seks. Selain itu,mungkin akan timbul masalah dengan pasangan sehubungan dengan kehadiransahabat. Padahal sebagai suatu bentuk hubungan, persahabatan jenis ini mungkindapat memberikan manfaat yang suIit didapat dalam hubungan lain pada orang-orang yang menjalaninya.Adanya nilai positif yang mungkin diperoleh dari persahabatan denganlawan jenis pada orang-orang yang telah menikah, rnasalah yang mungkin timbuldengan pasangan akibat hubungan yang dijalani, serta ancaman terhadappenyimpangan dari hubungan yang mungkin terjadi mendorong peneliti uniukmengetahui gambaran persahabatan pada pria dan wanita yang telah menikah.Usia dewasa muda dipilih untuk menjadi subyek dalam penelitian ini karena padatahap ini seseorang dihadapkan pada sejumlah tugas, di antaranya membentukkeluarga dan memperkuat persahabatan.Teori dan hasil penelitian dari sejumlah peneliti digunakan dalam penelitianini sebagai sumber rujukan; umumnya meliputi hal-hal yang berkaitan denganpersahabatan. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif, dengan wawancaramendalam sebagai alat pengumpul data utama. Dipilihnya bentuk metode iniadalah karena persahabatan merupakan sesuatu yang dihayati secara pribadi olehindividu dan dapat menimbulkan pemikiran, perasaan, dan tingkahlaku yang berbeda satu sama Iain. Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini berjumlahsepuluh orang; terdiri dari lima subyek pria dan lima subyek wanita yang memenuhikriteria tertentu.Dari penelitian yang dilakukan diperoleh hasil bahwa keseluruhan subyekdalam penelitian ini mendapatkan nilai positif dari persahabatan yang merekajalani. Sejumlah manfaat diperoleh dari persahabatan. Manfaat ini, baik secaralangsung maupun tidak langsung, tampaknya ditujukan untuk meningkatkankebahagiaan perkawinan. Di lain sisi, pasangan subyek penelitian tampaknyacukup dapat menerima kehadiran sahabat.Saat ini, keluarga tetap ditempatkan pada prioritas utama. Belum ditemukanadanya pelanggaran pada subyek terhadap komitmen perkawinan, sepertiketeriibatan unsur seks. Untuk masa yang akan datang mereka belummengetahuinya. Walaupun demikian, beberapa langkah positif dilakukan olehmereka agar hubungan dengan sahabat tidak menyimpang dan kehidupan rumahtangga tetap dapat berjalan Ianggeng.Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat memberisumbangan dalam konseling perkawinan, setidak-tidaknya dapat memberi insightpada orang-orang yang cenderung menilai negatif persahabatan lawan jenis. Di lainpihak, melibatkan subyek dengan karakteristik yang Iebih spesifik mungkin dapatmenjadi penelitian lanjutan |