ABSTRAK Sebagai mahluk sosial manusia membutuhkan manusia Iain untuk mengembangkandirinya secara optimal. Interaksi ini dimulai sejak ia berada dalam kandungan, dan terusberlanjut sepanjang hidupnya.Pada mula interaksi ini hanya antara individu dan kedua orang tuanya, tetapi lamakelamaan semakin meIuas. Pada mass usia sekolah interaksinya tidak hanya dengan -orangtua saja, melainkan juga dengan guru dan teman sebayanya. Pada masa ini hubungandengan teman sebaya memegang peranan yang penting dalam perkernbangan anak,terutama dalam perkembangan sosialnya.Bentuk hubungan dengan teman sebaya ini ada dua bentuk, yaitu persahabatan danpenerimaan oleh teman sebaya. Kedua hal ini memiliki peranan yang berbeda dalamperkembangan sosial anak. Melalui persahabatan seorang anak dapat mengembangkan rasapercaya dan kesensitifan pada orang Iain, anak juga dapat belajar mengenai hubungantimbal balik. Melalui penerimaan oleh teman sebaya anak dapat belajar mengenai kerjasama., belajar mengkoordinir aktivitasnya, dan.belajar mematuhi aturan dan norma-normadalam suatu kelompok; [Parker dan Asher, 1993 dalam Sroufe et. al. 1996).Adanya kesenjangan pengetahuan mengenai bagaimana hubungan antara keduakonsep ini dalam perkembangan sosial anak mendorong penulis untuk melakukanpenelitian mengenai hal ini.Penelitian ini dilakukan di suatu sekolah dasar di Jakarta pada anak usia 10-11 tahun. Penelitian ini mecoba mencari ada tidaknya perbedaan kualitas persahabatanantara anak yang memiliki tingkat penerimaan tinggi dan anak yang memiliki tingkatpenerimaan rendah. Hal ini dilakukan dengan metode kuantitatif dengan menggunakan alatukur sebagai berikut, Sosiometri Roster-dan Rating, Sosiometri Nominasi, dan KuesionerKualitas Persahabatan.Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode non probabilitysampling dengan teknik cluster sampling untuk pengambilan sampel siswa usia sekolah.Sampel yang diambil dipisahkan ke dalam dua kelompok yaitu, (1) Kelompok TingkatPenerimaan Tinggi (TPT), 30 orang, dan (2) Kelompok Tingkat Penerimaan Rendah(TPR) 30 orang.Hasil penelitian tidak menunjukkan adanya .perbedaan kualitas persahabatan yangsignifikan antara kedua kelompok tersebut. Dari hasil analisa keenam aspek kualitaspersahabatan juga tidak ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antara keduakelompok tersebut, kecuali pada aspek yang terakhir yaitu aspek konflik danpengkhianatan. Pada analisa lebih lanjut, yaitu dengan memisahkan kelompok TPR dan TPTberdasarkan jenis kelaminnya, ternyata ditemukan adanya perbedaan yang signifikan antarakelompok TPT dan TPR pada anak perempuan. Perbedaan ini muncul pada aspekpertolongan dan bimbingan, dan aspek konflik dan pengkhianatan.Hasil yang demikian diduga disebabkan oleh peranan faktor budaya, faktor jeniskelamin, adanya social desirability. Diduga faktor-faktor ini bekerja secara simultansehingga menimbulkan hasilkan hasil yang demikian.Saran peneliti, untuk masa yang akan datang dapat dilakukan penelitian mengenaikualitas persahabatan pada laki-laki dan perempuan, mengenai hubungan kelekatan denganpersahabatan dan penerimaan oleh teman sebaya. Juga dapat dilakukan penelitianmengenai persahabatan dalam budaya Indonesia, untuk itu diperlukan pengembangan alatukur kualitas persahabatan yang lebih lanjut lagi dalam budaya Indonesia. |