Deskripsi Lengkap
Bahasa : | ind |
Sumber Pengatalogan : | LibUI ind rda |
Tipe Konten : | text (rdacontent) |
Tipe Media : | unmediated (rdamedia); computer (rdamedia) |
Tipe Carrier : | volume (rdacarrier); online resource (rdacarrier) |
Deskripsi Fisik : | vii, 66 pages ; 28 cm + appendix |
Naskah Ringkas : | |
Lembaga Pemilik : | Universitas Indonesia |
Lokasi : | Perpustakaan UI, Lantai 3 |
- Ketersediaan
- File Digital: 1
- Ulasan
- Sampul
- Abstrak
No. Panggil | No. Barkod | Ketersediaan |
---|---|---|
S2555 | 14-18-140679136 | TERSEDIA |
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20286729 |
Abstrak
ABSTRAK
Kebiasaan merokok dimulai pada umur belasan (Baum dkk, 1985; Sarafino, 1990; Kaplan dkk, 1993). Menurut perkiraan WHO sepertiga perokok di dunia adalah remaja dan 800 juta diantaranya berada di negara berkembang (Kompas, 19 juni 1998). Seffrin (dalam Sweeting, 1990) mengatakan bahwa masalah pendidikan kesehatan dewasa ini yang paling berkaitan dengan nilai adalah masalah merokok.
Havighurst (dalam Rice, 1990) mengatakan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah memperoleh kumpulan nilai dan suatu sistem etika sebagai pedoman dan pandangan hidup dalam tindakan- tindakannya. Dalam hubungannya dengan konsep nilai, banyak ahli (psikolog, sosiolog, antropolog) yang berpendapat bahwa nilai mempunyai arti yang sangat penting dibandingkan dengan konsep- konsep yang lain. Para ahli itu memandang nilai sebagai kriteria yang digunakan manusia untuk menyeleksi dan membenarkan tindakan. Selain itu untuk mengevaluasi orang (termasuk self) dan kejadian-kejadian (Rokeach; Williams; Kluckhon, dalam Schwartz, 1992). Oleh karena itu penelitian mengenai nilai ini menjadi sangat penting untuk mengetahui nilai yang berperan dalam tingkahlaku seseorang untuk merokok atau tidak merokok.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan nilai antara remaja perokok dan bukan perokok. Teori nilai yang digunakan adalah teori nilai Schwartz. Schwartz mempostulasikan nilai ke dalam struktur nilai yang sirkular. Struktur nilai ini terbentuk dari 56 nilai tunggal. Ke-56 nilai tunggal itu terbagi dalam sepuluh tipe nilai., yaitu power, achievement, hedonism, stimulation, universalism, benevolence, tradition, conformity dan security. Struktur terbagi lagi dalam dua dimensi yang saling berlawanan, yaitu pertama dimensi Oppenness to Change berlawanan dengan dimensi Conservative dan kedua dimensi Self-Transendence berlawanan dengan dimensi Self-Enhancement.
Subyek penelitian adalah remaja berusia 15-18 tahun dan tinggal di Jakarta. Jumlah responden sebanyak 96 orang, subyek pria 55 orang sedangkan subyek wanita 41 orang. Bardasarkan aktivitas merokok dan tidak merokok, jumlah pria perokok sebanyak 33 orang sedangkan wanita perokok sebanyak 21 orang. Jumlah pria bukan perokok sebanyak 22 orang dan wanita bukan perokok sebanyak 20 orang. Secara keseluruhan jumlah perokok adalah 54 orang dan bukan perokok sebanyak 42 orang. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner secara insidental lalu diolah dengan mengunakan t-test untuk melihat perbedaan dua kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan remaja perokok dan bukan perokok terdapat pada tipe nilai hedonism. Remaja perokok lebih mementingkan tipe nilai itu dibandingkan remaja bukan perokok.
Dalam diskusi, hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori nilai Schwartz, dan penelitian tentang remaja serta teori merokok yang dikaitkan dengan nilai.
Saran yang dapat diajukan untuk penelitian berikutnya adalah selain menggunakan kuesioner gunakan juga wawancara untuk memperkaya hasil, memperbanyak sampel, mengkaitkan nilai dengan variabel lainnya, seperti konsep diri, sikap. Selain itu perlu diteliti nilai tunggal mana yang menjadi bagian tipe nilai tertentu yang khas Indonesia.
Kebiasaan merokok dimulai pada umur belasan (Baum dkk, 1985; Sarafino, 1990; Kaplan dkk, 1993). Menurut perkiraan WHO sepertiga perokok di dunia adalah remaja dan 800 juta diantaranya berada di negara berkembang (Kompas, 19 juni 1998). Seffrin (dalam Sweeting, 1990) mengatakan bahwa masalah pendidikan kesehatan dewasa ini yang paling berkaitan dengan nilai adalah masalah merokok.
Havighurst (dalam Rice, 1990) mengatakan bahwa salah satu tugas perkembangan remaja adalah memperoleh kumpulan nilai dan suatu sistem etika sebagai pedoman dan pandangan hidup dalam tindakan- tindakannya. Dalam hubungannya dengan konsep nilai, banyak ahli (psikolog, sosiolog, antropolog) yang berpendapat bahwa nilai mempunyai arti yang sangat penting dibandingkan dengan konsep- konsep yang lain. Para ahli itu memandang nilai sebagai kriteria yang digunakan manusia untuk menyeleksi dan membenarkan tindakan. Selain itu untuk mengevaluasi orang (termasuk self) dan kejadian-kejadian (Rokeach; Williams; Kluckhon, dalam Schwartz, 1992). Oleh karena itu penelitian mengenai nilai ini menjadi sangat penting untuk mengetahui nilai yang berperan dalam tingkahlaku seseorang untuk merokok atau tidak merokok.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan nilai antara remaja perokok dan bukan perokok. Teori nilai yang digunakan adalah teori nilai Schwartz. Schwartz mempostulasikan nilai ke dalam struktur nilai yang sirkular. Struktur nilai ini terbentuk dari 56 nilai tunggal. Ke-56 nilai tunggal itu terbagi dalam sepuluh tipe nilai., yaitu power, achievement, hedonism, stimulation, universalism, benevolence, tradition, conformity dan security. Struktur terbagi lagi dalam dua dimensi yang saling berlawanan, yaitu pertama dimensi Oppenness to Change berlawanan dengan dimensi Conservative dan kedua dimensi Self-Transendence berlawanan dengan dimensi Self-Enhancement.
Subyek penelitian adalah remaja berusia 15-18 tahun dan tinggal di Jakarta. Jumlah responden sebanyak 96 orang, subyek pria 55 orang sedangkan subyek wanita 41 orang. Bardasarkan aktivitas merokok dan tidak merokok, jumlah pria perokok sebanyak 33 orang sedangkan wanita perokok sebanyak 21 orang. Jumlah pria bukan perokok sebanyak 22 orang dan wanita bukan perokok sebanyak 20 orang. Secara keseluruhan jumlah perokok adalah 54 orang dan bukan perokok sebanyak 42 orang. Data diperoleh dengan membagikan kuesioner secara insidental lalu diolah dengan mengunakan t-test untuk melihat perbedaan dua kelompok.
Hasil penelitian menunjukkan perbedaan remaja perokok dan bukan perokok terdapat pada tipe nilai hedonism. Remaja perokok lebih mementingkan tipe nilai itu dibandingkan remaja bukan perokok.
Dalam diskusi, hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori nilai Schwartz, dan penelitian tentang remaja serta teori merokok yang dikaitkan dengan nilai.
Saran yang dapat diajukan untuk penelitian berikutnya adalah selain menggunakan kuesioner gunakan juga wawancara untuk memperkaya hasil, memperbanyak sampel, mengkaitkan nilai dengan variabel lainnya, seperti konsep diri, sikap. Selain itu perlu diteliti nilai tunggal mana yang menjadi bagian tipe nilai tertentu yang khas Indonesia.