ABSTRAK Kebiasaan merokok dimulai pada umur belasan (Baum dkk,1985; Sarafino, 1990; Kaplan dkk, 1993). Menurut perkiraan WHO sepertigaperokok di dunia adalah remaja dan 800 juta diantaranya berada di negaraberkembang (Kompas, 19 juni 1998). Seffrin (dalam Sweeting, 1990)mengatakan bahwa masalah pendidikan kesehatan dewasa ini yang palingberkaitan dengan nilai adalah masalah merokok.Havighurst (dalam Rice, 1990) mengatakan bahwa salah satu tugasperkembangan remaja adalah memperoleh kumpulan nilai dan suatusistem etika sebagai pedoman dan pandangan hidup dalam tindakan-tindakannya. Dalam hubungannya dengan konsep nilai, banyak ahli(psikolog, sosiolog, antropolog) yang berpendapat bahwa nilaimempunyai arti yang sangat penting dibandingkan dengan konsep-konsep yang lain. Para ahli itu memandang nilai sebagai kriteria yangdigunakan manusia untuk menyeleksi dan membenarkan tindakan.Selain itu untuk mengevaluasi orang (termasuk self) dan kejadian-kejadian(Rokeach; Williams; Kluckhon, dalam Schwartz, 1992). Oleh karena itupenelitian mengenai nilai ini menjadi sangat penting untuk mengetahuinilai yang berperan dalam tingkahlaku seseorang untuk merokok atautidak merokok.Permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada perbedaan nilaiantara remaja perokok dan bukan perokok. Teori nilai yang digunakanadalah teori nilai Schwartz. Schwartz mempostulasikan nilai ke dalamstruktur nilai yang sirkular. Struktur nilai ini terbentuk dari 56 nilaitunggal. Ke-56 nilai tunggal itu terbagi dalam sepuluh tipe nilai., yaitupower, achievement, hedonism, stimulation, universalism, benevolence, tradition,conformity dan security. Struktur terbagi lagi dalam dua dimensi yangsaling berlawanan, yaitu pertama dimensi Oppenness to Change berlawanandengan dimensi Conservative dan kedua dimensi Self-Transendenceberlawanan dengan dimensi Self-Enhancement.Subyek penelitian adalah remaja berusia 15-18 tahun dan tinggal diJakarta. Jumlah responden sebanyak 96 orang, subyek pria 55 orangsedangkan subyek wanita 41 orang. Bardasarkan aktivitas merokok dan tidak merokok, jumlah pria perokok sebanyak 33 orang sedangkan wanitaperokok sebanyak 21 orang. Jumlah pria bukan perokok sebanyak 22orang dan wanita bukan perokok sebanyak 20 orang. Secara keseluruhanjumlah perokok adalah 54 orang dan bukan perokok sebanyak 42 orang.Data diperoleh dengan membagikan kuesioner secara insidental laludiolah dengan mengunakan t-test untuk melihat perbedaan duakelompok. Hasil penelitian menunjukkan perbedaan remaja perokok dan bukanperokok terdapat pada tipe nilai hedonism. Remaja perokok lebihmementingkan tipe nilai itu dibandingkan remaja bukan perokok.Dalam diskusi, hasil penelitian ini dikaitkan dengan teori nilaiSchwartz, dan penelitian tentang remaja serta teori merokok yangdikaitkan dengan nilai.Saran yang dapat diajukan untuk penelitian berikutnya adalah selainmenggunakan kuesioner gunakan juga wawancara untuk memperkayahasil, memperbanyak sampel, mengkaitkan nilai dengan variabel lainnya,seperti konsep diri, sikap. Selain itu perlu diteliti nilai tunggal mana yangmenjadi bagian tipe nilai tertentu yang khas Indonesia. |