ABSTRAK Sebagaimana diketahui, perkawinan di Indonesia bukan sekedar menyatukandua individu tetapi berikut juga dengan keluarganya, maka sosok mertua menjadi perludiperhatikan keberadaannya karena dapat mempengaruhi kebahagiaan perkawinanseseorang. Disukai atau tidak, kondisi tersebut harus disadari oleh pasangan, apalagibagi mereka yang harus menetap sementara di rumah orang tua karena pertimbangantertentu, sedangkan antara pasangan muda tersebut pun, masih harus melakukanusaha penyesuaian diri, maka dapat dilihat bahwa pilihan untuk tinggal dengan orangtua setelah menikah ternyata tidak sesederhana yang dibayangkan, perlu pemikirandan persiapan sebelumnya. Jadi membina dan mempertahankan hubungan yang baikdengan mertua jelas harus dapat tercipta karena dampaknya bukan saja padakehidupan perkawinan tetapi juga pada hubungan dengan keluarga besar pasangan.Hubungan menantu-ibu mertua, khususnya menantu perempuan merupakanfenomena yang menarik untuk ditelaah. Tampaknya, hubungan mereka seperti ibu-anak tetapi tidak sepenuhnya demikian, karena berkaitan dengan keberadaan suamisebagai ?penghubung" yang menyebabkan mereka menyandang status menantu danmertua. Belum Iagi adanya steriotip negatif yang melingkupi hubungan dengan ibumertua ataupun tentang sosoknya. Hal tersebut memang secara penelitian, khususnyadi indonesia belum dibuktikan namun melalui pengamatan sehari-hari, baik daripercakapan maupun dari media-media massa, cukup memperlihatkan kecenderunganke arah tersebut. Bila meIihat pada tahapan perkembangan keluarga, kerawanandalam hubungan menantu dan mertua memang dapat mungkin terjadi. Sebagaimanadiketahui, bahwa akan ada suatu tahap di mana terjadi pengalihan beberapa tugasdari ibu kepada istri, dan bukan tidak mungkin, hal tersebut dapat menimbulkanketidakpuasan, apalagi jika mereka tinggal seatap. Dengan tinggal bersama, berartipenerimaan dari pengalihan beberapa tugas menjadi Iebih transparan daripada bilapasangan muda langsung pisah rumah. Bagaimanapun hal tersebut juga terkaitdengan kesamaan tuntutan mereka sebagai perempuan yang sudah menikah.Biia ditelaah dari sudut pandang gender, hubungan antara dua orangperempuan seharusnya dapat menciptakan suatu hubungan yang intim, tapi ternyatadapat juga sebaliknya, yaitu tercipta hubungan yang rawan. Jadi untuk mendapatkangambaran yang lebih jelas tentang hubungan menantu-ibu mertua yang tenyata khas,maka dilakukan penelitian ini, dengan melihat dan sudut pandang menantu. Haltersebut disadari karena sebagai ?pendatang?, menantu akan Iebih dituntut untukmenyesuaikan diri, apalagi jika diperhatikan, keluhan yang ada biasanya datang daripihak menantu. tidak heran steriotip yang muncul pun adalah tentang ibu mertuabukan menantu perempuan. Jadi melalui penelitian ini, ingin dilihat bagaimanapersepsi menantu terhadap kualitas hubungan dengan ibu mertua.Penelitian ini dilakukan secara kualitatif, menggunakan wawancara danobservasi, agar dapat tergali apa yang terjadi dalam hubungan menantu-ibu mertua,sehingga Iebih dapat memahami kualitas hubungan mereka. Penelitian inimenggunakan 4 orang menantu sebagai subyek. Hasil yang diperoleh adalah 2 orang mempersepsikan hubungan dengan ibu mertuanya dekat dan 2 Iainnya ?biasa saja".maksudnya tidak dekat ataupun jauh, namun keempatnya masih merasakan adanyaketerbatasan dalam menjalin hubungan dengan ibu mertua. Hal tersebut dapat dilihatdari kurangnya pengungkapan diri, topik pembicaraan menjadi kurang beragam danmendalam serta gaya komunikasinya yang cenderung diam bila menghadapi masalahdengan ibu mertua. Disarankan agar kedua belah pihak dapat mengembangkankomunikasi efektif dengan melakukan teknik ?pesan diri' dan ?mendengar aktif".Penelitian ini temyata perlu mempertimbangkan beberapa saran Iain, seperti subyekpenelitian dapat pula ditujukan suami karena perannya sebagai mediator sangatpenting dalam pengembangan hubungan istri dengan ibunya. Selain itu penelitian inidapat ditujukan pada ibu merlua sebagai pihak ?penerima", yang perlu melakukanpenyesuaian diri pula. Juga tidak menutup kemungkinan penelitian ini dilakukansecara kuantitatif. |