ABSTRAK AIDS (Acquired immuno Deficiency Syndrome) -dipahami sebagaisindrom (kumpulan dari berbagai simptom, infeksi, dan kondisi)- merupakanpenyakit menular yang cepat dan Iuas jangkauan penyebarannya. Penyakit inisangat fatal karena menyebabkan runtuh atau rusaknya sistem kekebalan tubuhdan bagian tubuh yang Iain karena infeksi yang disebabkan oleh virus HIV(Human Immunodeficiency Virus) (Dossier, 1988 : 1). Sampai akhir Juli 1997, diIndonesia telah tercatat 558 kasus HIV/AIDS (421 orang mengidap AIDS dan137 terinfeksi HIV positif) dan telah menyebar ke 22 propinsi.Hasil penelitian Nyamathi, dkk (1995) mendapati adanya prediktor-prediktor perilaku beresiko HIV/AIDS, diantaranya adalah personal resourcesyaitu self esteem dan emotional distress, threat appraisal, coping responses, danbarriers of condom use. Faktor-faktor ini memiliki keterkaitan dan menunjukkanadanya pengaruh dalam membentuk perilaku beresiko HIV/AIDS. Skripsi iniakan melihat bagaimana gambaran masing-masing faktor tersebut padakelompok yang berperilaku beresiko tinggi yang memiliki rentang usia 20 - 29tahun sesuai dengan rentang usia yang terbanyak terinfeksi HIV/AIDS diIndonesia.Yang dimaksud dengan kelompok berperilaku beresiko tinggi terhadapHIV/AIDS dalam tulisan ini adalah mereka yang memiliki multiple sex partners,yaitu yang tetah berhubungan seks (intercourse) dengan Iebih dari 'satupasangan. Kriteria ini dipilih sesuai dengan pandangan yang menyatakan bahwapenyebaran infeksi HIV/AIDS paling banyak dan beresiko melalui kontak seksual(lebih dari 90 %), sisanya (kurang dari 10 %) terjadi dengan cara lainnya.Untuk mendekati permasalahan ini digunakan teori-teori umum yangmembahas masing-masing variabel. Hasil pembahasan ini mengarah kepadabagaimana dinamika masing-masing variabel mempengaruhi terbentuknyaperilaku beresiko HIV/AIDS itu. Permasalahan yang dikemukakan disini adalahbagaimana gambaran variabel self esteem, emotional distress, threat appraisal,coping responses, dan barriers of condom use pada kelompok usia dewasaawal. Gambaran ini dilihat dari nilai rata-rata yang diperoieh dari tiap variabel.Untuk mempenajam hasil yang diperoleh kelompok yang berperilaku beresikotinggi tadi maka dilakukan perbandingan dengan kelompok yang tidakberperilaku beresiko tinggi. Kecuali untuk variabel barriers of condom use, tidakdilakukan perbandingan dengan kelompok yang abstinence ini mengingatmereka bukan pemakai kondom. Karakteristik subjek penelitian ini adalahmereka yang telah berusia 20 - 29 tahun. Jumlah subjek adalah 76 orang, 42orang dengan multiple sex partners, dan 34 orang yang abstinence.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah accidental samplingyang termasuk dalam Non-Probability Sampling. Digunakannya teknik ini denganalasan kemudahan memperoleh responden. Alat ukur yang digunakan dalampenulisan ini adalah kuesioner. Teknik pengolahan data yang dilakukan adalahpenghitungan nilai rata-rata (mean) dari setiap variabel. Untuk mempertajamhasil, dengan melihat adanya kemungkinan perbedaan diantara keduakelompok, dilakukan penghitungan t-test independent sample.Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yangsignifikan antara subjek yang berperilaku beresiko tinggi terhadap HIV/AIDS danyang tidak berperilaku beresiko tinggi pada variabel-variabet self esteem, profilsuasana hati (mood), threat appraisal, dan coping responses. Dimana kelompokyang beresiko tinggi menunjukkan nilai yang Iebih rendah dibandingkan dengankelompok yang tidak beresiko tinggi pada variabel-variabel tersebut di atas.kecuali untuk variabel self esteem. Untuk variabel self esteem, kelompok yang beresiko tinggi memiliki nilai yang Iebih tinggi dibandingkan dengan kelompokyang tidak beresiko tinggi. Selanjutnya, dari variabel barriers of condom useyang dikenakan kepada subjek yang berperilaku beresiko tinggi HIV/AIDS,selaku pemakai kondom, diperoleh hasil bahwa ternyata terdapat perbedaanyang signifikan antara nilai rata-rata kelompok dalam derajat kesetujuanpenggunaan kondom dengan nilai titik tengahnya, artinya tidak dirasakan ataudialami adanya hambatan untuk menggunakan kondom saat berhubungan seks.Selanjutnya, antara subjek pria dan wanita diperoleh hasil bahwa keduakelompok subjek tidak berbeda secara signifikan dalam derajat kesetujuanpenggunaan kondom.Sebagai masukan, peneliti menyarankan diIakukan penelitian denganmembuat suatu asumsi atau hipotesis yang menelaah lebih jauh hal-hal apayang membuat diperolehnya perbedaan-perbedaan baik yang signifikan maupunyang tidak signifikan tadi pada dua ketompok.Untuk memperoleh hasil penelitian yang Iebih akurat ada baiknya alatukur di construct sesuai dengan karakteristik responden yang akan dituju. Hasilpenelitian ini mungkin dapat juga dijadikan bahan acuan bagi para aktivis LSMtentang AIDS dalam melakukan penyuluhan, kapan saat yang tepat untukmemperkenalkan atau mensosialisasikan bagaimana penularan HIV/AIDSterjadi, serta bagaimana metode yang akurat untuk melakukan hal-hal tersebutdi atas pada kelompok dengan karakteristik tertentu seperti kelompok subjekdalam penelitian ini. |