ABSTRAK Kematian berarti berakhirnya daur kehidupan seseorang dan merupakanbagian dari eksistensi manusia yang perlu dikenali sebagai komponen yang alamidalam daur kehidupan, yang pada akhirnya dapat memberi arti pada keberadaanyasebagai manusia. Kematian menetapkan batasan dalam kehidupan danmengingatkan manusia untuk memanfaatkan waktu yang dimiliki dengan sebaikbaiknya.Tetapi, bagi orang lain pada siapa kematian tersebut membawapengaruh, hal ini tetap merupakan faktor yang harus diintegrasikan ke dalam daurkehidupan yang sedang berlangsung (Peterson, 1984). Sebab, bagi orang yangditinggalkan, kematian tersebut dapat menimbulkan kesedihan yang dapatdianggap sebagai saat krisis dan berpengaruh besar terhadap perkembangankehidupannya.Ada 2 kehilangan yang dapat dikatakan paling mengganggu dan mungkinmenjadi tekanan, yaitu kehilangan anak dan kehilangan pasangan. Dalam daurkehidupan manusia, terdapat suatu periode di mana masalah kehilangan pasanganmerupakan salah satu penyesuaian yang harus dilalui dalam tahapperkembangannya, yaitu tahap dewasa akhir (late adulthood). Bagi pasanganlanjut usia, lamanya hidup bersama telah membuat mereka mengembangkan suatuhubungan yang nyaman melalui kegiatan rutin sehari-hari dan membukakesempatan untuk memperdalam hubungan serta lebih menerima dan memahamipasangan. Oleh sebab itu, pasangan diasumsikan mengalami penderitaan palingbesar dalam perpisahan karena kematian.Kematian seseorang dapat menimbulkan kehilangan (bereavement) danrasa sedih (grief) yang muncul sebagai reaksi normal terhadap kehilangan. Masakehilangan kemudian membawa dua tantangan, yaitu menyelesaikan kesedihanakibat kehilangan orang yang dicintai dan membangun kehidupan baru sebagaiindividu (Brubaker, 1985 dalam Lemme, 1995). Ada tiga hal yang dapatdijelaskan sehubungan dengan pengalaman kehilangan, yaitu proses yang dilalui,faktor-faktor yang mempengaruhi dan konsekuensi yang timbul sebagai akibatkehilangan tersebut. Pengetahuan akan hal ini akan dapat digunakan sebagai dasarpemberian bantuan bila terjadi kesulitan saat menjalaninya. Denganmemperhatikan kekhususan pada tingkat perkembangan dewasa akhir dan perbedaan dalam respon terhadap rasa kehilangan pada pria dan wanita, dalampenelitian ini ingin diperoleh gambaran proses kehilangan dan kesedihan wanitalanjut usia yang kehilangan pasangan, dengan mengacu pada aspek proses yangdilalui, faktor-faktor yang mempengaruhi dan konsekuensi yang dirimbulkan.Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kualitatif danmenggunakan teknik wawancara dan observasi untuk mengumpulkan data.Subyek penelitian terdiri dari 5 orang wanita lanjut usia yang telah menjandaselama IV2 sampai 2 tahun 4 bulan. Pelaksanaan penelitian dilakukan denganmelakukan wawancara terhadap kelima subyek, yang dipandu dengan pedomanwawancara berstruktur. Setelah data selesai dikumpulkan, dilakukan analisasecara kualitatif untuk mendapatkan gambaran proses kehilangan dan kesedihanpada wanita lanjut usia akibat kematian pasangan. Proses analisa data yangdigunakan berasal dari definisi analisa data yang dikemukakan oleh Miles &Huberman (1994).Hasil penelitian memperlihatkan bahwa gambaran proses berduka yangdialami oleh subyek mempunyai perbedaan-perbedaan bila dibandingkan denganapa yang dikemukakan oleh teori mengenai proses berduka dari Phyllis Silvermandan Parkes. Pada faktor-faktor yang mempengaruhi proses berduka dankonsekuensi setelah kehilangan pasangan terlihat adanya keunikan pada tingkatperkembangan dewasa akhir ini, dengan faktor usia dan lamanya menikah sebagaidasar perbedaannya.Hal-hal yang terjadi dalam kehidupan subyek dan karakteristik dari tingkatperkembangan dewasa akhir kemudian digunakan untuk menjelaskan kenapaperbedaan dengan teori itu terjadi. Faktor agama yang muncul dalam menjalanikehilangan juga menjadi hal yang menarik untuk didiskusikan. Saran terhadappenelitian meliputi penggunaan metode longitudinal untuk penelitian selanjutnyadan menambah penggunaan wawancara terhadap orang yang mengetahuibagaimana subyek menjalani kehilangannya. Selanjutnya penelitian mengenaifenomena yang sama pada tingkat perkembangan yang berbeda dan mengetahuipengaruh faktor-faktor lain terhadap pengalaman berduka seseorang akanmenambah pengetahuan mengenai fenomena kehilangan dan kesedihan akibatkematian. Pada akhirnya pengetahuan yang dimiliki diharapkan dapat dijadikandasar pemberian bantuan bagi orang-orang yang mengalami kesulitan dalammelalui proses tersebut. |