Dalam Pembanguan Jangka Panjang Kedua (PJP II) peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia mendapatkan tekanan yang utama. Pembangunan dibidang ekonomi berjalan dengan sangat cepat kurang diimbangi dengan masalah pembangunan mental. Hal ini dapat dilihat dari rendahnya disiplin dalam kehidupan bangsa Indonesia. Istilah 'jam karet' misalnya, sudah sangat popular di negara-negara lain dan nyaris menjadi trade mark negatif bangsa kita.Rendahnya disiplin dalam aspek-aspek kehidupan sehari-hari dapat kita lihat dan sebutkan satu-persatu. Tingkahlaku yang menunjukkan rendahnya disiplin juga tampak pada diri remaja. Anggota Paskibra/ka dinilai sudah mempunyai dasar-dasar militer dan disiplin sehingga dapat memberikan contoh konkrit dalam pelaksanaan Gerakan Disiplin Nasional (Pangdam Jaya Mayjen TNI Sutiyoso, Kompas, Rabu, 21-08-1996:12). Sprinthal and Sprinthal (1990) mengatakan bahwa disiplin erat kaitannya dengan perkembangan moral dan perkembangan kognitif.Oleh karena itu peneliti tertarik untuk meneliti tahap perkembangan moral anggota Paskibra/ka. Dalam Paskibra/ka seorang remaja belajar tentang "nilai" moral yang menyentuh aspek kognitif, afektif dan psikomotor dan remaja belajar bersama dengan teman sebayanya dimana pengaruh teman sebaya sangat besar pada diri seorang remaja sehingga "nilai" moral yang dipelajari akan cepat terinternalisasi maka peneliti tertarik untuk meneliti apakah tahap perkembangan moral kelompok Paskibra/ka lebih tinggi daripada kelompok non Paskibraka.Dengan menggunakan kuesioner Dilema Moral Kohlberg serta kuesioner Pola Asuh maka hasil yang diperoleh adalah Tahap perkembangan moral kelompok Paskibra/ka lebih tinggi daripada tahap perkembangan moral kelompok non Paskibra/ka baik yang diasuh secara otoriter, demokrasi maupun permisif serta remaja yang diasuh secara demokrasi dan permisif akan mempunyai tahap perkembangan moral yang lebih tinggi daripada remaja yang diasuh secara otoriter.Kesimpulan daripada penelitian ini adalah pola asuh demokrasi dan permisif yang diberikan oleh orangtua kepada anak remajanya ditambah dengan mengikuti latihan Paskibra/ka membuat seorang remaja berada pada tahap perkembangan moral yang lebih tinggi daripada remaja yang lain.Dalam penelitian ini masih ditemukan banyak kelemahan-kelemahan, untuk itu peneliti menyarankan pada penelitian selanjutnya agar dapat dilakukan pada sampel yang lebih variatif dan adanya penyempurnaan alat baikfisik maupun penyajiannya.Daftar Pustaka ; 43 (1954-1997) |