ABSTRAK Krisis moneter yang ditandai dengan meiemahnya mata uang rupiah pada pertengahantahun 1997 membawa Indonesia pada krisis ekonomi. Sejumlah masatah yaknimonopoli, kolusi, korupsi dan nepotisme, yang merasuk dalam kehidupanbermasyarakat dan bernegara, semakin membuat Indonesia terpuruk pada krisiskepercayaan, mengkristal menjadi krisis di bidang politik dan hukum. Hasii SidangUmum (SU) DPR / MPR, terutama pemilihan Presiden dan pembentukan Kabinet VIIdiyakini oleh kalangan masyarakat luas sebagai indikasi kurangnya kemampuanPemerintah melakukan reformasi yang memadai untuk memperbaiki situasi yang kianmemburuk.Di tengah kondisi semacam "rtu, pada pertengahan tahun 1997, gerakan protesmahasiswa mulai marak di beberapa kampus di puiau Jawa. Dalam waktu yang relatifpendek, gerakan protes mahasiswa "rtu meiuas ke luar pulau Jawa dan merata kekampus-kampus di seluruh Indonesia. Dari segi kuantitas, aksi-aksi protes mahasiswaini merupakan yang terbesar selama dua dasawarsa terakhir. Isu-isu reformasi ekonomidan politik yang diangkat pun bersifat nasional tidak seperti aksi-aksi protes yang terjadisebelumnya yang isunya bersifat iokal dan isu ini merata pada hampir semua aksiprotes mahasiswa.Adanya dukungan pada gerakan protes mahasiswa tahun 1998 yang sedemikian besarmembuat mahasiswa salah tingkah dan kehilangan arah. Gerakan protes mahasiswamulai dipertanyakan orang mulai dari kemumian gerakan sampai kepada intelektualgerakan. Apresiasi rakyat kian menurun menyusul aksi-aksi protes yang dipandangcenderung anarkis, emosional dan terkesan kurang inteiek (Republika, 15 Januari1998). Selain itu gerakan protes mahasiswa pasca pemerintahan Soeharto mulaiterpecah-belah dan memiliki penylkapan politik yang berbeda-beda.Agar individu atau masyarakat dapat memahami gerakan protes mahasiswa, makadiperlukan suatu usaha untuk menjelaskan bagaimana mahasiswa mengorganisasikanpengalaman masa lalu dan tingkah-takunya ke dalam satu pola atau bentuk tertentu. Halini oleh Barlett (dalam Deaux, Dane dan Wrightsman, 1993) didefinisikan sebagaiSkema Sosiat {Social Schemata). Skema sosial merupakan pola dari tingkah-laku danjuga pola untuk bertingkah-taku (Neisser, dalam Aldrin, 1995). Oleh karena itu. penelititertarik untuk melakukan penelitian mengenai skema sosia! mengenai gerakan protes mahasiswa tahun 1998. Tujuannya adalah untuk mengetahui gambaran teorimahasiswa mengenai gerakan protes mahasiswa.Penetitian in! menggunakan kriteria responden yang sama dengan penelitian yangdilakukan oleh Sariito W. Sarwono (1978). Kriteria responden tersebut adalah AktivisPemimpin dan Aktivis Pengikut.Penelitian ini menggunakan metode kuesioner, yaitu berupa item-item pertanyaan yangterdiri dari beberapa aftematif jawaban. Tiap-tiap kelompok responden boleh memilihlebih dari satu alternatif jawaban. Banyaknya respon dari tiap-tiap respondendijumfahkan dan direlaslkan dengan jumlah respon yang tidak dijawab. Prosedur statistikyang digunakan adalah prosedur aggregate (grouping) dan crosstabs. Setelah itudilakukan perhitungan dengan menggunakan teknik analisa chi square.Ternyata dari 11 hipotesa yang dibangun, hanya ada 3 hipotesa yang diterima. Hal inimenunjukkan bahwa tidak ada perbedaan skema antara kelompok aktivis pemimpin danpengikut.Daiam diskusi dibahas mengapa tidak ada perbedaan skema antara kedua kelompokaktivis. Selain itu juga diberikan saran-saran baik kepada responden, yaitu mengenaiperbaikan beberapa skema mengenai konsep tertentu seperti pengertian mahasiswa,peran sebagai kekuatan politik dan pengertian inteiektual. Selain itu, saran-saran bagiperbaikan penelitian ini juga diberikan. |