ABSTRAK Daya pikir kreatif siswa sering terhambat sehingga mereka kurang mampumengatasi pemecahan masalah yang terkadang sederhana. Hal ini disebabkan karenapendidikan formal yang mereka ikuti, cenderung hanya mengembangkan kemampuanreproduksi terhadap bahan pengetahuan dan kurang merangsang pemikiran kreatifsiswa.Perlu ada perbaikan dalam pendidikan dengan menempatkan kreativitassebagai fokus, melalui penciptaan Iingkungan belajar kreatif yaitu lingkungan yangdapat memberikan keamanan dan kebebasan psikologis bagi siswa untukmenampilkan kreativitas yang mereka miliki. Salah satu alternatif yang ditawarkanadalah belajar berkelompok, namun metode belajar kelompok tersebut tidak bolahmenekankan pada belajar sacara kooperatif yang dapat membuat kecenderungan "fitin' terhadap orang Iain.Penelitian ini melihat penerapan kegiatan belajar secara kolaborasi yangmerupakan alternatif belajar berkelompok yang ditawarkan oleh sejumlah ahli,terhadap kreativitas siswa. Kegiatan belajar secara kolaborasi adalah kegiatan belajarkelompok yang melibatkan siswa dan pengajar dalam mencapai tujuan belajarbersama melalui suatu mekanisme interaksi sosial.Dalam pelaksanaannya, penelitian ini menjadikan siswa SLTA sebagai subyekdengan alasan banyak masalah yang harus diselesaikan dalam jenjang SLTAsehingga mereka perlu mengembangkan kreativitas untuk mengatasinya. Denganmenggunakan desain one group pre-test post-test, siswa menjalani tahapan proseskegiatan belajar secara kolaborasi sebanyak 2 kali seminggu selama kurang Iebih 3bulan dengan mengambil waktu sepulang sekolah. Tahap pertama adalah prekegiatan belajar secara koiaborasi yang merupakan masa persiapan, meliputi prosesperijinan, pendataan siswa, dan pengambilan pre-test. Tahap kedua adalah kegiatanbelajar secara kolaborasi yang meliputi 1 sesi pembuatan kontrak belajar, 8 sesipembelajaran, dan 1 sesi pengambilan post-test. Alat yang digunakan adalah CulturalFair Intelligence Test skala 3 A untuk mendata kecerdasan siswa, Tes KreativitasVerbal split-half untuk pre-test dan post-test, materi diskusi dan pendukungnya, lembarobservasi, audio dan video tape.Siswa yang berjumlah 15 orang dibagi dalam 3 kelompok berdasarkan dataawal unjuk kerja siswa dimana siswa dengan tingkat unjuk kerja yang berbedadigabung untuk menghasilkan kelompok yang heterogen. Tiap kelompok berinteraksidengan pengajar (peneliti) dan pakar topik diskusi yang dilibatkan pada sesi-sesipembelajaran akhir (sesi 5 - 8).Penelitian ini menghasilkan skor pre-test post-test dan transkrip verbatim yangtelah diuji reliabilitasnya melalui interrater. Hasil pre-test post-test menunjukkanadanya perubahan terhadap kreativitas siswa. Sebagian besar siswa mengalamipenurunan dan hanya 5 orang siswa yang mengalami peningkatan serta seorangsiswa yang tidak mengalami perubahan. Dari analisa protokoler yang dihasilkan dalambentuk data kuantitatif, memperlihatkan tabel skor mengenai dinamika unjuk kerjakreativitas siswa dalam tiap kelompok yang dipengaruhi beragam peran yangdijalankan siswa dan pengajar selama sesi pembelajaran serta interaksi antar siswaselama kegiatan belajar secara kolaborasiDalam tiap kelompok, siswa memperlihatkan suatu dinamika dimana siswamenunjukkan unjuk kerja kreativitas yang cukup baik ketika mereka aktif berinteraksidengan saling memberikan informasi yang dibutuhkan untuk penyelesaian tugasbersama dan saling menjelaskan pendapat mereka secara verbal. Unjuk kerjakreativitas juga terlihat meningkat saat kelompok aktif menjalankan peran secaramenyeluruh dan saling melengkapi serta pengajar mampu mengkombinasikanperannya dengan seimbang.Hal yang masih perlu dipertimbangkan adalah materi diskusi, waktupelaksanaan, kriteria sekolah, keberadaan pengajar, pakar, dan alat bantu observasi. |