ABSTRAK Prestasi matematika merupakan gambaran obyektif dari kecakapan danketerampilan matematika, yang dalam banyak bagiannya menuntut kecakapandan keterampilan bekerja dengan simbol sebagai suatu bentuk bahasa.Sementara itu diketahui bahwa prestasi matematika dipengaruhi oleh banyakfaktor, antara Iain inteligensi dan status sosial-ekonomi.Beberapa penelitian menunjukkan hasii meningkatnya prestasi matematikasecara umum, serta ingatan numerik dan verbal secara khusus, setelah anakmendapat Iatihan musik secara teratur, sistematis dan terstmktur. Selain itu,sudah sejak lama kegiatan musik digunakan sebagai alat terapi kesulitan belajar.Secara urnum, kegiatan musik dapat merangsang perkembangan kognitif, afektif,motorik, dan sosial anak.Ditinjau dari penjelasan neuro-psikologi, belajar musik berarti mengaktifkanhemisphere kanan otak dan menambah ketebalan corpus callosum, yangmenjembatani hemisphere kanan dan kiri. Pengaktifan hemisphere kanan akanmengakibatkan aktifnya hemisphere kiri, yang merupakan pusat pengolahanbahasa dan Iogika, yang penting untuk belajar matematika. Dilihat dari prosesbelajar menurut Bruner, belajar musik berarti belajar bekerja dan berpikir dengansimbol dalam bentuk notasi musik. Secara alami, sifat musik lebih bebas danmenyenangkan, sehingga diharapkan terjadi transfer sikap dan prinsip berpikirdari bidang musik kepada matematika. Karena belajar sendiri merupakanproses, diduga bahwa lamanya belajar musik memiliki peranan yang cukup besardalam meramalkan prestasi matematika anak. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi matematika yang dilihatdari rata-rata nilai ulangan formatif dan sumatif subyek, sementara variabelbebasnya adalah belajar musik, yang dilihat dari Iamanya subyek mengikutikegiatan belajar musik. Variabel-variabel sekunder yang pada pengolahan datadiperlakukan sebagai variabel bebas tambahan adalah inteligensi yang dilihatdari skor mentah tes Raven's Standard Progressive Matrices, dan status sosial-ekonomi yang dilihat dan besarnya pengeluaran keluarga subyek per bulan.Subyek penelitian adalah murid kelas VI SD yang berusia kira-kira 12 tahun.pernah belajar musik, tapi tidak pernah mengikuti pelajaran tambahanmatematika. Dari 5 Sekolah Dasar di Jakarta, diperoleh 113 subyek. Alatpenggali data yang digunakan adalah tes Raven's SPM, kuesioner yang diisi olehsubyek, kuesioner yang diisi oleh orang tua subyek, dan data nilai matematikadan guru.Pengolahan data dengan teknik perhitungan multiple regression analysissecara hirarkis menunjukkan bahwa lamanya subyek belajar musik tidak dapatsacara signifikan meramalkan prestasi matematika, pada los. 0.05. Namunmelalui perhitungan t-test dengan los. 0.05 diperoleh hasil-hasil: (1) Tidakterdapat perbedaan prestasi matematika antara kelompok subyek yang belajarmusik kurang dari setahun dengan kelompok subyek yang belajar musik selamaminimum satu tahun. (2) Tidak terdapat perbedaan prestasi matematika antarakelompok subyek yang belajar musik kurang dari enam tahun dengan kelompoksubyek yang belajar musik selama minimum enam tahun. (3) Tidak terdapatperbedaan prestasi matematika antara kelompok subyek yang menguasai notbalok dengan kelompok subyek yang tidak menguasai not balok. (4) Terdapatperbedaan prestasi matematika yang signifikan antara kelompok subyek yangmenguasai not balok dan not angka, dengan kelompok subyek yang sama sekalitidak menguasai not balok dan not angka.Diskusi dan saran berdasarkan hasil penelitian ini menyangkut karakteristikdan proporsi subyek, desain penelitian, serta atat ukur untuk masing-masingvariabel yang terkait. |