ABSTRAK Anak merupakan harta yang paling beiiiarga bagi orangtua. Khususnyabagi ibu, anak yang lahir dengan sehat dan tidak berkelainan memilild simbolbahwa ibu mampu memberikan ketuninan yang baik.Berbedajika anak yang dilahirkan memilild kelainan Down Syndrome. Halini dapat membuat ibu mengalami shock dan kekecewaan yang hebat (Ashman &Eikins, 1994), karena kelainan Down Syndrome dapat terlihat dengan jelas,sehingga dapat menimbulkan reaksi lingkungan yang d£Q}at berpengaruh teriiadappenerimaan ibu. Selain itu hadin^ra anak Down Syndrome akan berpengaruh padapengaturan waktu luang dan ekonomi keluarga Harapan ibu juga akan menurunsetelah mengetahui keterbatasan-keterbatasan yang dimilild anakUntuk dapat menerima kondisi anaknya, ibu membutuhkan waktu yangrelatif cukup panjang. Diawali dengan perasaan shock, sedih dan kecewa (primaryphase). Kemudian dalam diri ibu akan timbul rasa marah, bersalah, ambivalensidan maiu (secondary phase). Kondisi ini akan terns berlangsung hingga ibumenyadari bahwa anaknya membutidikan intervensi yang tepat (tertiary phase)(Kubler-Ross dalam Gargiulo, 1985). Pada saat ini dapat dikatakan bahwa ibusudah dapat menerima kondisi anaki^a, walaupun penerimaaniQra tidak akanpemah sempuma karena perasaan sedih dan depresi akan selalu muncul (Gargiulo,1985).Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi proses penerimaan ibu antara lainadalah sikap lingkungan dan kerabat dekat (significant others), reaksi abnormalanak, kesenjangan yang timbul antara harapan dan kenyataan, serta tingkatekonomi dan orientasi pendidikan. Kesemuanya itu saling berinteraksi denganproses yang ibu alami d^am menerima kondisi anak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana proses penerimaanibu anak Down Syndrome yang berusia kurang dari lima tahun. Penerimaan ibumerupakan hal yang penting bagi anak Down Syndrome, karena semakin cepat ibudapat menerima kondisi anak, semakin cepat ibu dapat mengambil tindakanselanjutnya untuk meningkatkan kemampuan anak. Lima tahun pertamamerupakan masa yang relatif berat bagi ibu, dimana ibu memperoleh diagnosayang akurat, kemudian mengalami berbagai emosi yang berfluktuasi, hinggaakhimya dapat menerima kondisi anak (Tumbull, dkk. dalam Heward, 1996).Taliun-tahun selanjutnya ibu sudah mulai dapat mengorganisasi kehidupan seharihari,dan kekhawatiran pada anak sudah mulai berkurang. Untiik dapat mengetahui proses penerimaan teisebut, digunakanpendekatan kualitatif dengan metode single case study. Sampel diperoleh melaluiprosedur typical purposeful sampling. Data penelitian diperoleh melaluiwawancara dan observasi terhadap tiga orang ibu yang memiliki anak DownSyndrome benisia kurang dari lima tahun dan tinggal bersama anak teisebut.Untuk memenuhi etika penelitian, maka identitas asli dari subjek disamarkansedemikian rupa sehingga tidak tersebar luas. Penelitian ini divalidasi denganmenggunakan metode member checks. Data yang diperoleh dianalisa dengan carakoding.Hasil dari penelitian mi menunjukkan bahwa pada ketiga ibu munculreaksi-reaksi primary, secondary, dan tertiary phase. Hanya saja, tidak semua ibumengalaminya. Misdnya saja sebagian ibu merasa shock dengan hadimya anakDawn Syndrome, namun ada ibu yang tidak merasa shock. Kemudian, sebagianibu tidak malu dengan kondisi anaknya, tetapi ada pula ibu yang malu dan risidengan kondisi anakya. Dari ketiga subjek juga diketahui bahwa reaksi ^ef anddepression teijadi sejak anak Dawn Syndrome lahir dan masih berlanjut fainggasaat ini. Sedangkan adaptasi teihadap anak yang merupakan bagian dari tertiaryphase tennyata muncul sejak awal, beberapa saat setelah anak didiagnosamengalami Dawn Syruirome. Ketiga subjek juga menunjukkan bahwa reaksireaksiyang mereka ^ami tidak berurutan, seperti ibu yang tidak mengalami reaksitertentu, kemudian "lompat" pada reaksi selanjutnya. Selain itu juga diketahuireaksi-reaksi yang merupakan bagian dari secondary phase temyata muncul padasaat ibu sedang berada pada primary phase. Begitu juga dengan tertiary phaseyang muncul saat ibu sedang berada pada secondary phase, sehingga dapatdikatakan bahwa proses penerimaan yang dilewati ibu anak Dawn Syndromemengalami tumpang tindih. Hal ini sebenamya merupakan fenomena yang wtgar,karena tergantung sepenuhnya pada keunikan individu masing-masing (Gargiulo,1985). Dari hasil penelitian juga dapat disimpulkan bahwa pada akhimya ketigasubjek dapat menerima kondisi anak mereka, tenitama karena adanya dukungandari orang terdekat dan lingkungan.Berdasarkan hasil penelitian maka disarankan pada ibu yang memilikianak Down Syndrome untuk mengjkuti program parent support group, sehinggadapat berbagi cerita dengan ibu-ibu lain yang juga memiliki anak DownSyndrome. Selain itu bagi konselor yang terlibat dalam parent support group,(hsarankan untuk memfokuskan pada tahap penerimaan yang dialami ibu,sehingga dapat memberikan penanganan yang lebih tepat. Kemudian bagi yangberminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut, dapat digunakan metode laindalam kerangkan kualitatii^ kemudian menggunakan sumber data yang lebihbervariasi. Dengan demikian hasil yang diperoleh dapat lebih kaya. |