ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaankecerdasan emosional antara individu yang mengikuti pendidikan baletklasik dengan individu yang tidak mengikuti pendidikan balet kiasik.Pendidikan balet klasik dipilih karena selain mengajarkan gerakan, jugamelatih penari untuk berekspresi sesuai dengan tuntutan tarian. Untukdapat berekspresi denga baik seorang penari harus mau dan dapatmemperhatikan emosinya (Attention to Feelings), mengenali emosinyadengan tepat (Clarity of Feelings) untuk kemudian dapat mengatur danmengendalikan emosinya (Mood Repair) agar sesuai dengan emosi tarianyang dibawakan. Attention to Feelings, Clarity of Feelings dan MoodRepair adalah komponen-komponen kecerdasan emosional (Salovey dkk,dalam Pennebaker, 1995; Salovey dkk, 2002). Oleh karena itu penelitimengajukan hipotesa alternatif yang berbunyi, "Ada perbedaan yangsignifikan pada kecerdasan emosional individu yang mengikuti pendidikanbalet klasik dengan individu yang tidak mengikuti pendidikan balet klasik".Penelitian ini bersifat non-eksperimental, di mana peneliti tidak memilikikendaii langsung terhadap variabel bebas, karena variabel bebas tersebuttelah terjadi atau tidak memungkinkan dilakukannya manipulasi (Kerlinger& Lee, 2000). Subyek dalam penelitian ini adalah remaja/dewasa awalperempuan, berusia 12 sampai 26 tahun dengan pembagian karakteristiksebagai berikut: mengikuti pendidikan balet klasik (untuk keiompokeksperimen) dan tidak mengikuti pendidikan balet klasik (untuk keiompokkontrol). Subyek yang diambil untuk keiompok eksperimen adalah muridNamarina Dance Academy Jakarta yang telah berada di level HigherGrades, menurut kurikulum The Royal Academy of Dance, (RAD) London,yaitu di tingkat Grade 6 ke atas. Level Higher Grades penekanankurikulumnya selain pada penguasaan teknik juga pada style baletRomantik abad ke 19 {Royal Academy of Dance, 1993). Balet Romantik memiliki kekhasan pada keringanan langkah dan kualitas puitis dari tarian(Au, 1988), yang menuntut pengendalian emosi dari penari.Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling.Jumlah subyek adalah 30 orang untuk tiap kelompok, dengan jumlah totalsubyek sebanyak 60 orang. Alat ukur yang digunakan adalah alat ukuryang diadaptasi dari Trait Meta-Mood Scale (TMMS) (Salovey dkk, dalamPennebaker, 1995) yang mengukur Perceived Emotional Intelligence (PEI)yaitu kecerdasan emoslonal dlllhat dari persepsi indlvidu tentangkemampuannya untuk memperhatikan emosi (attention), mengenali emosidengan tepat (clarity), dan mengelola emosi (repair). Analisa datamenggunakan t-test for independent samples, karena pengambilansampel untuk kelompok yang satu tidak dipengaruhi pengambilan sampelkelompok yang lain (Minium dkk, 1993).Dari data yang diperoleh ditemukan bahwa skor rata-rata kecerdasanemosional kelompok balet lebih tinggi (136.03) daripada skor rata-ratakecerdasan emosional kelompok non balet (129.1). Setelah dilakukan ujisignifikansi terhadap perbedaan tersebut diperoleh t = 2.39 dengansignifikansi 0.02, yang berarti bahwa perbedaan skor rata-rata keduakelompok signifikan di los 0.05. Dengan adanya perbedaan yangsignifikan tersebut maka hipotesa alternatif yang berbunyi "Ada perbedaanyang signifikan pada kecerdasan emosional antara individu yangmengikuti pendidikan balet klasik dengan individu yang tidak mengikutipendidikan balet klasik" diterima.Dengan adanya perbedaan kecerdasan emosional yang signifikan antarakelompok balet dengan kelompok non balet maka peneliti berkesimpulanbahwa pendidikan balet klasik memiliki pengaruh yang signifikan terhadapkecerdasan emosional seseorang. Perbedaan kecerdasan emosionalkedua kelompok terjadi karena selama bertahun-tahun individu yangmengikuti pendidikan batet klasik telah dilatih untuk memperhatikan,mengenali dan mengendalikan emosinya - kemampuan-kemampuanyang membentuk kecerdasan emosional. Meskipun demikian disarankanuntuk menggunakan alat ukur yang lebih baku seperti Mayer-Salovey-Caruso Emotional Intelligence Test (MSCEIT) (Mayer, Salovey & Caruso,dalam Mayer & Salovey, 1997) yang ability-based, karena TMMS berbasisskaia sikap dan membuka kemungkinan bagi responden untuk fakinggood. Saran lain adalah agar dilakukan penelitian longitudinal, dan/ataukualitatif untuk mengetahui dengan pasti aspek pendidikan balet klasikyang mana yang berpengaruh terhadap kecerdasan emosional danbagaimana pengaruhnya. Disarankan pula untuk mengadakan penelitianlintas kurikulum pendidikan balet klasik agar hasil penelitian dapatdigeneralisir ke pendidikan balet klasik secara umum. |