:: UI - Skripsi Membership :: Kembali

UI - Skripsi Membership :: Kembali

Perbedaan karakteristik teman bermain pada mahasiswa pelaku coitus dan bukan pelaku coitus (Suatu studi deskriptif terhadap mahasiswa pelaku coitus dan bukan pelaku coitus di daerah sekitar Depok dan sebagian Jakarta)

Botutihe, Sukma Nurilawati; Zainul B. Biran, supervisor (Universitas Indonesia, 1998)

 Abstrak

Penelitian ini bertujuan untukmengetahui bagaimana perbedaan karakteristik peer yang dimiliki oleh mahasiswa pelaku coitus dan bukan pelaku coitus. Pemilihan pokok permasalahan dilandasi oleh kenyataan yang menunjukkan makin banyaknya perilaku seks bebas, yang ditandai dengan perilaku seks premarital di kalangan mahasiswa. Bahkan dalam hasil penelitiannya Pacard (dalam Biran, 1996) menunjukkan bahwa, revolusi seksual berawal dari dunia kampus (perguruan tinggi).
Perubahan minat pendidikan (perguruan tinggi) yang berkembang di kalangan masyarakat, mengakibatkan penundaan dalam memasuki jenjang perkawinan. Sementara dilain pihak kematangan seksual, menyebabkan meningkatnya dorongan seksual dalam diri mahasiswa. Penundaan usia perkawinan yang semakin panjang dan tingginya dorongan seksual pada mahasiswa, mengakibatkan mereka cenderung terlibat dalam perilaku seks premarital.
Selanjutnya mahasiswa sebagai individu yang aktif dalam berbagai aktifitas di luar rumah, tidak terlepas dari proses sosialisasi dengan lingkungan sosialnya, terutama teman bermain atau peer. Kecenderungan berkurangnya otoritas orang tua terhadap berbagai masalah yang menimpa mahasiswa (terutama saat mereka berada di luar rumah), mengakibatkan peranan peer sebagai teman bermain menjadi semakin besar, terutama dalam membentuk pengetahuan dan perilaku. Oleh karena itu nilai-nilai di luar rumah sebagian besar dibentuk oleh peer. Pengaruh peer ini dapat berdampak positif (seperti perilaku menolong), juga dapat berdampak negatif (seperti, perilaku seks bebas).
Adapun peranan dan pengaruh peer terhadap individu, tidak terlepas dari karakteristik peer itu sendiri. Berdasarkan hal-hal tersebut di atas diperkirakan karakrteristik peer meliputi : kedekatan peer dan karakteristik perilaku peer. Kedekatan peer dan karakteristik peer tersebut dilihat berdasarkan jumlah dan bentuk-bentuk peer (friendship, clique, crowds), frekuensi penemuan dengan peer, dan asal lingkungasn peer, atmosfir aktifitas seksual peer, dan orientasi kegiatan bersama peer.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 1998 sampai dengan Agustus 1998, terhadap mahasiswa pria dan wanita yang belum pernah menikah, dan merupakan pelaku coitus maupun bukan pelaku coitus. Subyek diambil secara incidental dengan menggunakan teknik non probability sampling. Subyek yang berhasil diambil dalam penelitian ini berjumlah 120 orang.
Penelitian ini menggunakan kuesioner yang terdiri dari data kontrol dan data-data lainnya yang sesuai dengan tujuan penelitian. Metode analisa data menggunakan presentase dan tabulasi silang. Untuk mengetahui ada tidaknya perbedaan yang signifikan dilakukan perhitungan chi-square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa gambaran karakteristik peer pada subyek (mahasiswa) pelaku coitus relatif berbeda dengan karakteristik peer pada subyek bukan pelaku coitus. Pelaku coitus cenderung memiliki peer dengan kedekatan yang relatif lebih kuat dibandingkan subyek bukan pelaku coitus. Pelaku coitus cenderung memiliki peer, dengan atmostir aktifitas seksual yang lebih tinggi, dibandingkan peer yang dimiliki oleh subyek bukan pelaku coitus. Selanjutnya pelaku coitus, cenderung lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang berorientasi seksual yang tinggi bersama peer, dibandingkan subyek bukan pelaku coitus. Sebaliknya subyek bukan pelaku coitus, cenderung lebih banyak melakukan kegiatan-kegiatan yang tidak berorientasi seksual yang tinggi bersama peer, dibandingkan pelaku coitus.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, penulis mengajukan beberapa saran. Bagi remaja/mahasiswa yang tidak ingin terlibat dalam perilaku seks premarital perlu untuk memilih peer yang memiliki sikap yang sauna dan tidak terlibat secara aktif dalam perilaku seks premarital. Selain itu perlu untuk menghindari kegiatan-kegiatan bersama peer yang dapat mendorong dan merangsang untuk dilakukannya periiaku seks premarital. Bagi para orang tua diharapkan untuk menjalin hubungan dan komunikasi yang lebih terbuka dengan remaja, serta memberi dukungan pada mereka. Sehingga hal tersebut dapat menimbulkan perasaan aman dan nyaman bagi remaja bila berada di tengah-tengah orang tua dan keluarga.

 File Digital: 1

Shelf
 S2940-Sukma Nurilawati Botutihe.pdf :: Unduh

LOGIN required

 Metadata

No. Panggil : S2940
Entri utama-Nama orang :
Entri tambahan-Nama orang :
Entri tambahan-Nama badan :
Subjek :
Penerbitan : Depok: Universitas Indonesia, 1998
Program Studi :
Bahasa : ind
Sumber Pengatalogan : LibUI ind rda
Tipe Konten : text
Tipe Media : unmediated ; computer
Tipe Carrier : volume ; online resource
Deskripsi Fisik : x, 130 pages : illustration ; 28 cm + appendix
Naskah Ringkas :
Lembaga Pemilik : Universitas Indonesia
Lokasi : Perpustakaan UI, Lantai 3
  • Ketersediaan
  • Ulasan
No. Panggil No. Barkod Ketersediaan
S2940 14-19-286080653 TERSEDIA
Ulasan:
Tidak ada ulasan pada koleksi ini: 20287091